Apakah Anda yakin: Anda adalah diri Anda?
Bagaimana berhenti melihat diri Anda melalui mata orang lain.
Saat itu saya masih duduk di bangku kelas 10. Ibuku menurunkan ku 1 Blok jauhnya dari gedung bioskop. Aku turun dari mobil, merapikan bajuku, menarik nafas dalam-dalam dan perlahan berjalan menuju kelompok teman-temanku yang akan aku temui malam itu. Aku bukan anak populer pada saat itu. Seperti kebanyakan remaja, tubuh saya kurus dan tinggi saya canggung. Menghabiskan sebagian besar hari saya untuk berusaha menghindari rasa malu. Seperti kebanyakan remaja yang lain, saya juga ingin memiliki kelompok teman dan hari-hari yang penuh dengan kenangan menyenangkan. Saya ingin sering keluar jalan-jalan menikmati hari. Punya pacar.
Dan pada malam yang khusus itu, perasaan itu menungguku di deretan kursi yang tidak nyaman dan sebuah pengalaman yang baru. Sepuluh dari kami duduk di tengah teater bioskop. Saya duduk di sebelah anak perempuan yang saya suka. rambutnya lurus dan cantik. Dia membuatku lemas dan berdebar, dan saya senang mengobrol dengan dia tentang tugas sains terbaru kami, tiba-tiba ada orang lain dari kelompok kami dengan berani menyela, menatap lurus ke arah saya dan berkata: “Apa kamu tahu? Kamu punya senyum Termanis yang pernah saya lihat.” di momen itu, di bawah kegelapan lampu teater yang meredup, saya berubah.
Ketika semua orang tertawa dan saya berpura-pura menganggapnya lucu, sebagian dari diri saya runtuh malam itu. Dan selama beberapa tahun berikutnya, saya akan sangat sadar diri akan senyum saya, dan menyembunyikannya karena takut akan apa yang mungkin dipikirkan orang lain.
Pada saat itulah sepotong cerita orang lain menjadi diri saya. Dan ini adalah sesuatu yang terjadi pada kita semua sampai pada level tertentu. Kita semua dipengaruhi oleh narasi yang dibuat orang lain tentang kita. Mungkin itu sesuatu yang tampaknya lebih halus, seperti komentar yang dibuat seseorang tentang aksen bicara Anda, tubuh Anda, atau keahlian Anda. Tetapi itu juga mungkin sesuatu yang jauh lebih signifikan, seperti orang tua yang tidak pernah senang, komentar pendas teman – teman, bullying atau cinta yang menghancurkan hati Anda. Persilangan yang terjadi antara diri kita dengan orang lain selalu meninggalkan bekas.
Sebagian dari kita dibesarkan di lingkungan yang menekankan narasi yang mendukung. “kamu mampu, kamu kuat, kamu menyenangkan” namun ada orang lain yang tumbuh di ekosistem yang lebih kritis dan memiliki cerita yang sama sekali berbeda “Kamu adalah beban, kamu gagal, kamu tidak cukup baik.” Masalahnya adalah ada orang lain yang memegang pena dan kita melanjutkannya hingga dewasa, membiarkan suara-suara dari luar membentuk dan mencetak siapa kita dalam hidup ini. Semua itu terjadi tanpa pernah mempertanyakan Apa itu? Siapa saya sebenarnya? atau ingin menjadi apa?
Dalam pembelaan kita, ini tidak sepenuhnya salah kita. Bahkan bukan salah siapapun. Hal ini hanyalah bagaimana kita terhubung dengan manusia yang lain. Bagaimana cara kita memproses umpan balik dari orang lain. Jika tidak hati-hati, mudah untuk melupakan siapa kita sebenarnya. Anda adalah karakter utama dari cerita Anda, sebuah cerita yang sepenuhnya ada di tangan Anda. Jadi bagaimana kita menemukan jalan keluar dari belenggu narasi orang lain tentang diri kita? Mulailah dengan tips-tips ini :
1. Tentukan apa yang benar
Ketika berbicara tentang narasi yang mungkin diungkapkan oleh orang lain tentang diri Anda, hal terpenting yang harus Anda lakukan adalah mempertanyakan ceritanya. Tekan kembali narasinya dan tanyakan pada diri Anda: “apakah itu benar?” Apakah ada perbedaan yang signifikan terhadap narasi orang lain dan siapa diri kita. Contohnya : Anda mungkin pernah terlambat ke kantor, namun itu tidak berarti Anda tidak dapat diandalkan. Pertanyakan narasi yang Anda ceritakan pada diri Anda sendiri atau narasi yang diceritakan orang lain kepada Anda dan carilah bukti yang mendukung sebaliknya.
2. Belajar tentang hidup Anda
Belajar tentang bagaimana kisah hidup Anda dibangun adalah salah satu cara yang paling menyenangkan dan menarik untuk mulai menjalani hidup Anda melalui lensa yang berbeda. Seperti membaca sebuah novel “star wars” atau “Harry Potter”, di sana Anda akan menemukan jika seseorang karakter, diri Anda. Dibentuk dan dibangun dari nol dari dia lahir hingga dia menjadi dewasa dan hebat seperti ini.
3. Bingkai ulang narasi
Ada sisi untuk setiap koin. Demikian juga dalam setiap kejadian ada berkah dan ada musibah. Mungkin bullying menjadikan diri kita menjadi kurang percaya kepada orang disekitar kita dan menyebabkan rasa kesepian yang luar biasa saat tumbuh dewasa. Pengalaman ini bisa sangat merusak hati dan persaan kita sendiri. Hal yang bisa kita pelajari dari pengalaman ini bagi kebaikan hidup kita adalah, membentuk sebuah kemampuan untuk menjadi se-ekslusif mungkin, dan memiliki kepekaan yang kuat terhadap orang lain, terhadap mereka yang ditinggalkan. Menjadi berbakat dalam menyatukan orang dan memastikan semua orang memiliki rasa aman dan ikatan yang kuat. Buat sebuah kejadian buruk menjadi kekuatan baru bagi Anda
Kita hidup sebagai manusia, dan terhubung dengan manusia yang lain. Anda terjalin dengan manusia yang lain, dan mereka menulis kisah mereka dalam hidup Anda. Kisah Anda lahir, kisah Anda hidup dan bertumbuh, dan bergantung pada diri Anda bagai mana Anda membumbui kisah Anda. Tidak ada kata terlambat bagi kita semua untuk mengambil pena dan menulis cerita yang paling ingin kita dengar. Meskipun benar bahwa kita mungkin tidak bisa mengendalikan semua “kejadian” dalam cerita hidup kita, namun sebagai gantinya kita bisa mengandalikan “siapa” yang mempengaruhi hidup kita.
Jadi mari kita menulis kisah tentang seseorang yang mengejar mimpinya atau kisah tentang seseorang yang tidak pernah menyerah. Mari kita menulis kisah tentang seseorang yang memperoleh kekuatan super dari cobaan dan rasa kemanusiaan yang lebih dalam dari pada masalah mereka. Mari kita menulis kisah seseorang yang menjalani hidupnya dan memilih untuk menjadi seorang pahlawan. Omong-omong, salah satu kekuatan super saya adalah saya akan berusaha keras untuk memberi tahu orang-orang, betapa senyum mereka dapat mencerahkan hidup orang lain!
Jangan lupa tersenyum.