Membedakan Arti Gagal dan Belajar

Gagal itu menyebalkan. Tidak ada orang yang berniat untuk gagal saat memulai sesuatu. Kegagalan itu datang begitu saja, kadang karena keadaan yang tidak kondusif, kadang pula karena pengambilan keputusan yang salah. Apapun itu, usaha kita tidak membuahkan hasil, walaupun kita merasa sudah banting tulang untuk mencapai target kita.

Sebagian orang menyerah dan mencoba mencari cara lain. Beberapa mencari kesempatan di tempat lain, beberapa hanya sekadar melarikan diri dari kegagalan mereka. Mudah terlihat perbedaan antara kedua orang dengan motif yang berbeda ini. Orang yang memang melihat kesempatannya di tempat lain tidak ragu-ragu dalam memanfaatkan kesempatan tersebut dan memulai usahanya di tempat yang lain dengan keyakinan besar. Sementara, orang yang melarikan diri akan mengambil kesempatan yang ada setengah hati, sementara bagian lain dari dirinya tidak mampu merelakan usaha lamanya yang mengalami kegagalan.

Walaupun keduanya mengambil kesempatan baru, persepsi ini akan mengubah sikap mereka terhadap kesempatan yang ada. Orang yang mampu melihat kesempatan akan berjuang lebih keras, sementara yang melarikan diri akan melihat kesempatan sebagai masalah yang lebih besar. Akibatnya, perasaan negatif terus tumbuh dan mempengaruhi semangat dalam bekerja.

Kegagalan yang sesungguhnya adalah pada saat kita berhenti belajar. Walaupun banyak orang yang menyatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik, tetapi tetap tergantung murid mereka apakah mau mengambil pelajaran dari pengalaman itu. Walaupun pola pikir dapat mempengaruhi cara kita menginternalisasi atau menyerap pengalaman di depan mata, hal ini juga mampu mengubah pola pikir kita, walaupun tidak dalam jangka waktu yang pendek.

Belajar artinya menyerap pengetahuan di sekitar kita sehingga kita dapat menerapkannya dalam keseharian. Salah satu sarana belajar yang paling efektif adalah kegagalan. Kita gagal karena sesuatu. Apakah itu pengambilan keputusan yang salah atau perencanaan yang tidak tepat. Apapun itu, kegagalan membawa pengetahuan tentang keputusan yang salah, apakah tentang produk atau tentang konsumen dari produk tersebut. Kesalahan itu dapat kita evaluasi dan temukan solusi yang tepat dari masalah sebenarnya. Dengan begitu, kita tahu apa yang harus kita lakukan untuk mengantisipasi kegagalan yang tampak dari gejala-gejala situasi yang kita hadapi.

Salah satu pepatah di Amerika menyebutkan, ‘some win, some learn.’ Tidak ada yang kalah dalam suatu perjuangan, yang ada hanyalah media belajar baru yang dapat mengembangkan diri kita menjadi makhluk yang lebih baik.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>