Banyak pakar mengatakan 2023 dunia akan menjadi tahun yang gelap. Benarkah?
Sebelum kita bahas ini, saya akan jelaskan 5 kejadian besar yang sedang terjadi di dunia.
Chapter 1 : Pandemi
Saat pandemi semua mengalami shut down. Sehingga perputaran ekonomi dunia juga terganggu. Yah, gampangnya gini deh. Kalau anda bekerja di sebuah perusahaan, perusahaan harus menjual barang atau jasa, supaya dapat keuntungan dan bisa membayar gaji anda. Baru anda gunakan gaji itu untuk pengeluaran anda, misalnya kebutuhan sehari hari, beli gadget, investasi, healing-healing, dan ujung ujungnya uang yang anda dapatkan akan anda belanjakan sehingga bisnis yang lain juga dapat keuntungan. Inilah yang namanya perputaran uang.
Dan saat pandemi perputaran uang yang luar biasa ini di stop. Kita tidak bisa keluar rumah, baisanya kita jalan jalan, ngga bisa, biasa makan di mall ngga bisa. So inilah awal dari resesi.
Akibat pandemi, berbagai negara terutama Amerika print uang gila gilaan. Selama pandemi Amerika cetak uang jauh lebih banyak dibandingkan selama puluhan tahun terakhir. Tujuannya adalah pemerintah Amerika mau berikan uang ke rakyat yang terdampak pandemi. Supaya mereka bisa bertahan hidup dan mereka gunakan uang itu untuk belanja dan ekonomi bisa berputar. Cetak uang tidak semudah ngeprint kertas ya..
Chapter 2 : Inflasi
Akibat dari banyaknya printing uang yang gila gilaan, maka uang yang beredar mendadak terlalu banyak dan yang terjadi adalah harga harga semua naik. Akibatnya inflasi terjadi. Word bank mengatakan bahwa 94% negara di dunia mengalami food inflation di atas 5%. Bayangkan kalau harga pangan naik 5 %, maka harga yang lain pasti akan ikut naik dong.
Nah, begitu harga harga naik, pemerintah baru sadar, uang yang beredar sudah kebanyakan. Maka apa yang mereka lakukan? Mereka berusaha menarik kembali uang yang beredar. Nah inilah yang di berita berita sering dibilang sebagai Tightening. Yang intinya aadalah naiknya suku bunga.
Kalau bank menaikkan suku bunga, baik bunga kredit, deposito dll. Harapannya orang akan mau menyimpan uang di bank, sehingga peredaran uang berkurang dan inflasi terjaga. Tapi dampak lainnya dari kenaikan suku bunga adalah bunga pinjaman, KPR, hutang, cicilan semua juga naik suku bunga nya.
Opsi ini akan dipilih karena, kalau inflasi tidak terjaga, harga harga naik, orang level bawah yang akan terdampak, karena mereka mau tidak mau harus beli barang barang kebutuhan dengan harga yang mahal.
Dampak lain, kalau nyimpen di bank aja bunga nya naik terus, maka investor akan menarik dananya dari investasi yang high risk. Yang akhirnya akan berdampak ke berbagai perusahaan start up.
Chapter 3 : Perang Rusia – Ukraina
Perang Rusia dan Ukraina, kayaknya jauh dari negara kita. Tapi karena Rusia adalah penghasil minyak terbesar di dunia, maka ketika Rusia diembargo oleh banyak negara. Padahal banyak negara yang bergantung dari minyak dari Rusia. Dan kembali ke konsep awal, bahwa perputaran uang di dunia ini saling berhubungan. Maka ketika negara negara Eropa, terutama UK dan Jerman, mengalami krisis energi, maka dunia akan terdampak juga.
Chapter 4 : Implikasi Global terhadap Eropa
Ketika krisis enegri terjadi diEropa, maka di negara negara lain mengalami kenaikan harga BBM Naik. Subsisdi BBM di Indonesia membengkak. Belum lagi APBN dipakai untuk pandemi, masih dipakai juga untuk subsidi BBM. Mau tidak mau, harga BBM harus naik.
Chapter 5 : The Housing Crash
Di China ada developer besar bernama Evergrande. Developer ini punya utang yang luar biasa besar, yaitu US$ 300 Milyar. Akhirnya ketika bisnis ini kolaps, penjualan propertu di China menurun sangat tajam. Orang jadi ngga trust lagi dengan property. Dan kalau krisis yang sangat besar ini di China, dimana China adalah pusat segala manufacture di seluruh dunia akibatnya dunia juga mengalami dampaknya. Trust orang didunia terhadap property juga mengalami krisis. Padahal property adalah investasi yang paling dipercaya. Coba bayangkan, kalau anda mau pinjam uang di bank, misalnya untuk bisnis, maka jaminannya adalah property. Pinjaman yang paling krusial dalam hidup rata rata orang adalah KPR. Maka ketika property market mengalami crash, maka yang terjadi orang ngga bisa bayar KPR, harga property turun drastis, dan bunga kredit juga naik. Ketika orang tidak lagi bisa bayar KPR , maka ia akan kehilangan asetnya.
Jika Resesi ini benar terjadi, apa yang harus dilakukan?
- Bijak mengelola Keuangan
Kurangi pengeluaran yang tidak perlu.
2. Pebanyak stream income
Jika anda kayawan, anda bisa mencari alternatif tambahan pemasukan. Isalnya dengan menjadi reseller suatu produk, atau agent insurance atau bisnis lainnya. Jadi ketika perusahaan melakukan pengurangan karyawan, tanpa pemasukan tambahan, maka selesai sudah. Tapi jika ada income tambahan, anda akan memiliki jaring pengaman.
3. Lunasi Pokok Hutang anda
Jika tidak bisa semua, setidaknya sebagian. Karena ketika suku bunga fluktuatif, anda bisa tercekik dengan cicilan. Mungkin ketika anda lunasi, anda akan kena penalty, tapi lebih baik daripada bayar suku bunga yang besar.
Lunasi juga cicilan di berbagai platform, terutama di rentenir. Kurangi penggunaan kartu kredit jika anda bayar minimum. Karena bunga kartu kredit sangat mahal.
4. Investasi leher ke atas
Isi otak anda, sehingga anda akan memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk bertahan dalam resesi. Setidaknya jika anda dianggap memiliki kemampuan, maka jika anda bekerja, bos anda tidak akan PHK anda. Dan segala yang anda investasikan di kepala anda, akan kembali ratusan kali lipat ke kantong anda.
So far perekonomian Indonesia sangat baik, buktinya pertumbuhan ekonomi kita di kisaran 5 %. Dan masyarakat kita sudah beraktivitas hampir normal. Saat ini di kwartal 4 tahun 2022,pandemi sebentar lagi akan menjadi endemi. Semoga artikel ini tidak membuat anda menjadi paranoid, namun bisa membuat anda bersiap siap.
Penulis Fransisca Biranti