Banyak sekali rumusan formula sukses, namun jarang sekali yang berbicara mengenai formula gagal. Adakah diantara kita yang menginginkan kegagalan? Tentunya tidak ada. Namun sayangnya, di dunia ini tidak ada manusia yang tidak pernah mengalami kegagalan. Ada pemain bola yang berkata bahwa dia belum pernah meleset menyarangkan bola ke gawang. Setelah ditanya lebih lanjut ternyata pemain bola hebat ini belum pernah sekalipun menendang bola. Terang saja, Hahaha.. Saat kita tidak pernah menendang, kita mungkin tidak merasa gagal, namun kita telah gagal total.
Formula gagal pertama adalah para looser memainkan BLAME GAME. Para looser akan selalu mengkritik diri sendiri dalam kegagalan, menyalahkan orang lain, menyalahkan keadaan bahkan lebih parah lagi menyalahkan Tuhan. Apapun alasan yang kita katakan tentang kegagalan kita, itulah yang menghambat kita. Mungkin kita juga pernah mendengar kita berkata bahwa kita gagal karena kita kurang doa. Namun Tuhan Maha Besar. Sukses tidak diukur dari jumlah doa kita. Doa juga tidak akan merubah gagal menjadi sukses. Bukan berarti kita meninggalkan Doa dan meninggalkan Tuhan. Namun Doa merubah respon kita terhadap kegagalan. Doa mengingatkan kita untuk bersyukur. Kegagalan bukan akhir segalanya, namun awal baru, perspektif baru dan membuat kita belajar hal yang membuat kita tidak berhasil.
Formula gagal kedua adalah KESOMBONGAN. Ingat sebuah film legendaris TITANIC. Film ini diangkat dari kisah nyata sebuah kapal yang sangat besar, sangat megah, sangat mewah, sangat hebat dan sangat canggih dalam segala hal pada masanya, namun karam di tengah perjalanan dalam pelayaran pertama. Banyak orang yang tidak dapat diselamatkan karena kesombongan. Sang perancang kapal merasa rancangannya sudah sangat hebat, kesombongan membuatnya tidak menyediakan kapal sekoci penyelamat yang memadai jumlah penumpang. Kesombongan membuat kita tidak waspada, membuat kita meremehkan. Seringkali kerikil kecil yang membuat kita jatuh tersandung, dibandingkan batu yang besar.
Seorang petinju hebat bernama Rocky Balboa pernah diwawancara. Dia ditanya bagaimana dia bisa memenangkan pertandingan? Dia menjawab bahwa Juara adalah mereka yang pernah terjatuh berkali-kali namun tetap bangkit. Mungkin kita pernah bertanya-tanya mengapa Tuhan memberikan kegagalan kepada manusia. Apa yang anda pikirkan mengenai kegagalan? Mungkin gagal berarti membuat kita merasa takut, malu, terluka, rendah diri, sungkan dan kecewa. Ibarat berjalan dalam kegelapan, tanpa jatuh, kita tidak akan pernah tahu adanya lubang. Akan lebih baik jika kita sudah memiliki peta, agar kita bisa menghindari lubang –lubang di jalan. Peta itulah yang kita sebut sebagai pengalaman.
Seorang pemain sepakbola Indonesia, Bambang Pamungkas pernah berkata di televisi. Kegagalan baginya adalah batu yang dilemparkan kepada dirinya, tugasnya adalah menangkap batu-batu tersebut dan menjadikannya sebagai pondasi kesuksesan dirinya. Jadi semakin banyak kegagalan, maka pondasi kesuksesannya akan lebih kokoh.
Mungkin ada di antara anda yang berkata, tentu saja bicara itu mudah, namun menjalaninya sulit. Percayalah bahwa saat tergelap dalam hidup adalah moment terdekat terbitnya matahari. Jika kita bertahan pada saat terberat, maka kita akan mendapati matahari bersinar. Kegagalan itu indah. Menjadi bagian hidup yang tidak terlepaskan. Jadi jika kita gagal, maka kita hanya perlu bangkit kembali untuk kembali sukses. -Christian Adrianto Motivator-