Dulu di sekolah kita diajarkan jika kita membuat kesalahan kita “dihukum”. Dan jika kita berhasil dan tidak melakukan kesalahan kita mendapat pujian dan nilai yang baik.
Makanya ketika dewasa, banyak orang mati-matian menghindari kesalahan.
Karena salah = buruk
salah = murid yang bodoh
salah = tidak akan jadi orang.
Padahal di dunia nyata, pelajaran terbaik datang dari kesalahan.
Rich Dad-nya Robert Kiyosaki hobby banget melakukan kesalahan. Dia benci jika salah, tapi ia dengan senang hati mengambil resiko melakukan kesalahan baru. Ia mengatakan, jika kamu sampai di batas kemampuan mu, maka mari lakukan kesalahan-kesalahan baru.
Belajar dari Thomas Alfa Edison, kabarnya ia melakukan 10.000 kesalahan sebelum menemukan bahan yang benar untuk lampu pijar. Coba bayangkan, jika dikantor, anda melakukan 10.000 kesalahan. Bisa dipecat sama Bos. Untung Thomas Alfa Edison, sebut saja Mas Edi, bukan karyawan kantoran. Kalau tidak, kita masih berada dalam masa kegelapan. Hahaha…
Tapi poin yang saya ingin sampaikan, ketika anda melakukan kesalahan, anda belajar dan menemukan cara yang tidak berhasil. Tidak ada yang namanya gagal, karena yang ada hanya sukses atau belajar. Anda gagal hanya ketika anda menyerah setiap kali anda menemui kegagalan. Dari semua buku biografi yang pernah saya baca, tidak satupun orang hebat yang tidak melakukan kesalahan dalam hidupnya.
Saat kita membuat kesalahan kita belajar, menemukan cara yang tidak berhasil, menjadi lebih bijak dan tambah pintar. Dengan syarat kita evaluasi action kita, belajar, cari cara dan do action lagi.