Kebahagiaan Adalah… Jalur Karier Baru.

Saya mendapat cerita dari pengalaman seorang teman yang harus bekerja di rumah alias Work From Home di masa pandemi COVID 19. Dia menyadari jika musuh dari aktifitas bekerja di rumah adalah kebosanan dan stress. Ya, betul sebab dia sendiri juga bosan dan stres. Dan akhirnya dia mendapat ide sederhana, dia membeli banyak Es Cream bubuk instan lalu mengirimkannya kepada teman kerjanya dan membuat meeting Zoom khusus untuk membuat Es Cream instan lalu membuat perlombaan Es Cream siapa yang terlihat enak, dia akan mendapat hadiah.

Teman saya ini adalah satu dari sekian banyak orang yang pekerjaannya menyertakan kata “Bahagia”. Prioritas terbesar mereka adalah membuat orang-orang tetap bahagia untuk bekerja setiap hari. Jika keadaan masih normal pasti teman saya ini akan dinobatkan sebagai “karyawan tahun ini”, tapi bagi dia pekerjaan ini merupakan bagian dari rutinitas harian yang harus dia lakukan.

 

Saya juga membaca sebuah artikel di luar sana sudah ada pekerjaan dengan bidang khusus menjaga kebahaggiaan pegawainya. Director of Happiness atau Chief Happiness Officer namanya.

Berg adalah Director of Happinese di sebuah perusahaan IT di Chicago, Berg selalu menganggap dirinya adalah sumber daya bagi rekan kerjanya. Pekerjaan Berg adalah bertanya. Jika dia melihat rekan kerjanya keluar dengan marah, terlihat sedih, walaupun dia tidak kenal dan tidak tahu siapa dia. Dia selalu bertanya “Hari ini memang hari yang sulit, apakah kamu punya waktu lima menit untuk membicarakannya?” dan selalu dijawab “Ya, aku punya waktu lebih dari yang kamu perlukan.” Lalu setelah beberapa hari berikutnya dia dan rekan kerjanya terus berbicara secara teratur.

Fokus Berg disana adalah memeriksa beban apa yang teman kerjanya alami dan apa yang bisa dibantu. “Jika orang kesal, penting untuk memberi tahu mereka bahwa mereka bisa marah. Tugas saya adalah memahami alasannya, jadi saya bisa mencoba memperbaikinya.” Tugas Berg mengingatkan betapa pentingnya dia berada di sana untuk orang-orang di kantor mereka.

“Kami memiliki orang-orang yang dapat bekerja untuk Google, Twitter, Facebook, di mana saja,” kata supervisor Berg, “Tapi mereka tetap di sini, dan sejujurnya menurutku dialah(Berg) alasannya.”

Dia menekankan bahwa mendengarkan itu mungkin menjadi bagian terpenting, dan meskipun perannya berbeda dari Director of Happiness lainnya, setiap praktisi mengatakan hal yang persis sama: “Semua orang hanya ingin didengarkan.”

Berg menjelaskan. “Itulah yang kami lakukan,” katanya. “Kami mendengar, lalu kami mencari cara untuk membuat orang bahagia.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>