Apakah Anda ingat pelajaran Anda semasa SD, SMP, atau SMA? Tentu saja, Anda ingat beberapa hal, tetapi beberapa hal yang lainnya juga menguap dari kepala Anda. Kalaupun ada yang teringat, mungkin beberapa hal yang masih sering menjadi bahan perbincangan di sekitar Anda atau terkait dengan pekerjaan Anda. Misalkan Anda seorang akuntan, maka Anda masih mengingat ilmu yang Anda dapat tentang Buku Besar saat Anda di SMA.
Salah satu psikolog kognitif, yaitu Thorndike, mengemukakan dua hukum dalam pendidikan, yaitu law of use dan law of disuse. Intinya, sederhana saja, ilmu pengetahuan akan melekat pada pikiran Anda apabila Anda selalu menggunakannya. Sebaliknya, akan terlupakan apabila tidak digunakan.
Seluas apapun ilmu pengetahuan Anda, semua itu akan percuma apabila Anda enggan mempraktekkannya. Contoh yang paling aplikatif mengenai pernyataan ini adalah bahasa. Anda mungkin memperoleh nilai sempurna di kelas Bahasa Inggris Anda, tetapi dalam pekerjaan Anda, atau dalam pergaulan, Anda tidak pernah menggunakannya. Pada akhirnya, saat Anda disuruh maju untuk presentasi dalam Bahasa Inggris, Anda akan tergagap.
Beda hal dengan orang yang sama sekali tidak pernah mempelajari Bahasa Inggris, tetapi tiba-tiba karena suatu keadaan, harus pindah ke negara yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai Bahasa Utama. Apa yang terjadi? Secara terpaksa, orang itu akan menggunakan Bahasa Inggris sehari-hari dan dengan begitu saja akan lancar berbahasa Inggris. Bahkan, kadang lebih cepat mempelajarinya daripada seseorang yang menjalani kursus atau kuliah di bidang Bahasa Inggris.
Memang pada dasarnya, tidak semua ilmu pengetahuan yang diperlukan dalam menjalani kehidupan nyata, seperti pekerjaan sehari-hari. Melainkan, bidang pengetahuan yang khusus dimana Anda menjadi praktisi di dalamnya. Namun, kadangkala, memiliki wawasan yang luas menjadi salah satu nilai tambah dalam pekerjaan Anda. Walaupun Anda seorang psikolog, misalnya, tetapi Anda harus mengetahui ilmu lain, seperti ilmu kedokteran dasar atau farmakologi khusus di bidang penyakit kejiwaan, atau ilmu sosiologi dasar untuk mendukung Anda dalam mengambil kesimpulan tentang klien Anda.
Bisa dibilang agak sulit untuk mempertahankan pengetahuan yang jarang dipraktekkan sehari-hari, akan tetapi selalu ada jalan untuk itu. Anda dapat melakukan diskusi secara berkala dengan kolega Anda, misalnya. Atau Anda bisa mengikuti grup di media sosial yang bertema profesi Anda atau bidang pengetahuan yang Anda ingin perdalam, lalu turut berperan aktif dalam pertukaran informasi di dalamnya. Cukup mudah, bukan?