Seorang pemuda mendaki gunung untuk menemui seorang pertapa bijak. Dengan hati bulat pemuda tersebut menapaki tangga demi tangga untuk mencari jawaban atas kegelisahan hatinya. Saat sampai di atas gunung dia langsung menemuisang pertapa dan mengutarakan kegalauan hatinya. Sang pemuda bertanya, selama hidupnya dia selalu berusaha lebih keras dari semua orang lain, namun sampai saat ini usaha dan segala kerja kerasnya tidak membuahkan hasil. Setiap kali dia menghadapi kegagalan. Sekarang dia merasa sangat frustasi dan putus asa.
Sang pertapa, menganggukkan kepala, kemudian berdiri dan merentangkan tangannya. Katanya ”Anak muda, apakah kau melihat pepohonan disini?”
“Dahulu aku menanam benih phon Ara dan semak mawar disini. Aku merawat keduanya dengan sangat baik. Setiap hari aku memberikan air , pupuk dan sinar matahari yang cukup. Semak Mawar tumbuh begitu lebatnya, daunnya hijau dan segar. Namun benih pohon Ara tidak menunjukkan pertumbuhan apapun. Namun aku tidak pernah menyerah.
Tahun kedua, Semak Mawar semakin bayak, bertunas dan bunga berwarna merah bermunculan. Namun benih pohon Ara masih tak menunjukkan apapun. Aku tetap tidak menyerah.
Tahun ketiga, benih pohon Ara masih tak menunjukkan apapun. Aku masih tetap sabar dan tidak pernah menyerah.
Tahun keempat, benih pohon Ara masih juga tak ada pertumbuhan. Padahal semak mawar sudah sangat lebat dan bunganya memenuhi hutan. Aku tetp tidak menyerah.
Tahun kelima, benih pohon Ara akhirnya menunjukkan tunasnya. Sebuah tunas yang kecil dan tidak seberapa dibanding semak mawar.
Namun lima bulan kemudian, tunas pohon Ara tumbuh sangat tinggi dan daunnya menaungi seluruh permukaan tanah, batangnya kokoh dan perkasa.”
“Ingatlah anak muda, pohon Ara membutuhkan lima tahun untuk menumbuhkan akarnya. Akar tersebut akan menopang pohon Ara, menopang kehidupan dan menyediakan segala yang dibutuhkan sebatang pohon Ara untuk hidup dengan baik. Begitu pula dengan kamu, saat kamu berjuang keras, menghadapi kegagalan dan kesulitan. Sebenarnya saat itu kamu sedang menumbuhkan akar. Karenanya jangan pernah menyerah. Saat kamu menyerah, maka akar yang akan menopang pohon Ara akan mati, maka pohon Ara akan mati juga. Jalan hidup kita tidak pernah sama dengan orang lain, jangan merasa iri dengan keberhasilan orang lain. Meskipun semak mawar lebih cepat bertumbuh, namun pada akhirnya baik pohon Ara maupun semak mawar memiliki keindahan sendiri.