Tersebutlah kisah dua orang Salesman yang bekerja di sebuah pabrik Sandal. Suatu hari perusahaan sandal ini mengutus seorang salesman ke sebuah pulau terpencil yang di diami oleh suku primitif yang terkenal kanibal. Betapa kagetnya ketika pertama kali dia sampai di pulau tersebut, dia melihat semua orang disana tidak ada yang menggunakan sandal sama sekali. Tanpa berpikir panjang, sang salesman menelepon atasannya.
SALESMAN 1 : “Lapor Bos, di pulau ini tidak ada peluang bisnis sama sekali bos. Seluruh penduduk disini tidak ada yang menggunakan sandal sebagai alas kaki. Tidak ada gunanya bos kita menjual sandal disini karena tidak akan ada pembelinya.”
BOS : Oh ya? (Tanya si bos dengan nada kecewa)
SALESMAN 1 : Betul bos, percuma kita membuka toko sandal disini, tidak akan berhasil.”
BOS : baiklah kalau begitu, kembalilah kau kesini
Melihat kekecewaan si Bos, salesman yang kedua angkat bicara
SALESMAN 2 : “Bos, bagaimana jika Anda memberikan kesempatan kepada saya sekali lagi untuk datang ke pulau tersebut dan melihat keadaan sebenarnya.
Setelah berpikir cukup lama, akhirnya sang atasan mengijinkan Salesman kedua ini untuk berangkat ke pulau tersebut. Sesampainya di sana, salesman kedua ini sama kagetnya dengan salesman pertama ketika pertama kali dia datang. Betapa kagetnya salesman kedua ketika dia mengetahui di pulau tersebut tidak ada orang yang menggunakan sandal sebagai alas kaki. Dengan segera dia melapor ke atasannya :
SALESMAN 2: “Lapor Bos, di pulau ini tidak ada yang memakai sandal sebagai alas kaki. Peluang marketnya sungguh LUAR BIASA. “ Disini tidak ada saingan, semua market disini adalah milik kita.”
Pada cerita di atas dikisahkan dua orang salesman yang menghadapi keadaan dan permasalahan yang sama. Namun yang membedakan antara kedua orang ini adalah caranya memandang suatu masalah. Mindset atau pola pikir yang berbeda akan membawa tindakan yang berbeda dan tentu saja hasil yang akan didapatkan juga berbeda.
Salesman pertama melihat bahwa ketika tidak ada orang yang menggunakan sandal, maka dia berpikir bahwa percuma menjual sandal disana. Usaha mereka akan sia-sia belaka. Namun berbeda dengan salesman kedua, ketika melihat orang disana yang tidak ada yang memakai sandal, maka dia melihat sebuah peluang bahwa dia bisa menjual sandal kepada seluruh penduduk disana dengan diselingi dengan edukasi yang baik tentang penggunaan sandal sehari-hari kepada masyarakat. Begitu masyarakat sudah teredukasi dengan baik, semua market disana menjadi milik mereka.
Dalam kehidupan ini, orang sukses dan orang yang tidak sukses memiliki permasalahan yang tidak jauh berbeda. Mereka yang sukses juga menghadapi tingginya biaya hidup, kenaikan harga BBM, kenaikan tariff listrik, naiknya harga sembako, dan segala jenis masalah yang sama. Namun yang membedakan mereka adalah cara mereka menghadapi masalah. Apa arti masalah itu buat mereka.
Orang yang sukses melihat masalah yang ada sebagai tantangan, sebagai peluang. Dia senantiasa mencari apa yang bisa dia lakukan dengan adanya masalah ini. Apa yang dia bisa lakukan membantu orang lain untuk mengatasi kesulitan.
Sebagai contoh, ketika ada kenaikan harga tariff listrik, mungkin orang ini melihat peluang bahwa ketika tariff listrik naik, maka masyarakat memerlukan alat elektronik yang hemat energy. Maka dengan menciptakan produk yang hemat listrik, dia bisa membantu banyak orang yang mempunyai masalah dengan kenaikan tariff listrik. Dengan adanya masalah, justru dia bertambah sukses.
Ubahlah cara anda memandang masalah, ubahlah cara anda memandang hidup anda. Hanya dengan mengubah cara pandang anda, hidup anda memiliki arti yang berbeda. Yang tentunya jauh lebih indah dari apa yang anda sadari. Ketahuilah bahwa hidup anda adalah hidup yang indah, apapun masalah anda yang anda miliki sekarang adalah cara Tuhan untuk meningkatkan kualitas hidup anda. Ketika anda mampu mengatasi masalah anda, saat itulah kualitas pribadi anda meningkat.
Semoga bermanfaat. Salam Semangat