Tag Archives: ambivert

The Power of Introvert

introvert ekstrovertSaya senang membaca buku. Saya lebih senang dirumah dibanding keluar dan hang out di cave dengan teman teman. Saya lebih suka berkebun dibanding jalan jalan di mall. Banyak yang mengatakan bahwa saya adalah orang yang introvert. Orang yang tidak banyak bicara dan tenang.

Masalahnya culture kita memandang introvert dengan sebelah mata. Jika dalam sebuah kelompok, perhatian kita selalu tertuju pada orang introvert yang dominan. Padahal tidak ada korelasi antara yang paling pandai bicara dengan yang punya ide terbaik.

Lingkungan kita jarang mendengarkan ide dari para introvert, padahal pandangan seorang introvert juga menarik untuk didengarkan. Namun karena orang introvert tidak banyak bicara, mungkin orang jadi tidak bertanya.

Lingkungan sekolah dan lingkungan kerja saat ini juga lebih banyak dirancang untuk para ekstrovert. Padahal 2 dari 3 orang di bumi adalah seorang introvert.

Saat saya sekolah dulu, kita duduk di barisan bangku. Dan dituntut untuk mengerjakan tugas sekolah secara soliter alias sendirian. Namun anak anak kita sekarang di sekolah duduk di sebuah meja besar. Satu meja bisa 4-5 orang anak, dan anak anak diberikan tugas untuk dipecahkan secara bersama sama.

Tidak begitu beda dengan lingkungan kerja saat ini. Kantor saat ini dirancang open space, tanpa sekat, bahkan kalau bisa tanpa dinding. Semua bekerja bersama dalam satu ruangan. Yes, lagi lagi dirancang untuk para ekstrovert.

Jangan salah paham dulu, saya tidak mengatakan bahwa semua itu jelek atau salah. Karena saya setuju bahwa kolaborasi dan kerjasama itu penting. Tapi terkadang introvert bekerja dengan lebih baik dalam kesendirian. Dalam masyarakat ada pandangan bias antara introvert dan pemalu.

Steve Wozniak, penemu Apple Computer pertama, lebih senang duduk sendirian di cubicle di kantornya di Hewlet-Packard. Dan ia berkata bahwa ia tidak akan pernah menjadi ahli seperti sekarang jika ia bukan seorang introvert yang malas pergi keluar rumah.

Bukan berarti kita harus berhenti berkolaborasi. Karena kenyataannya Steve Wozniak menjadi terkenal setelah berkolaborasi dnegan Steve Jobs saat mereka membangun Apple Computer.

Jadi punya sifat introvert bukan berarti  lebih sulit sukses dan memberikan pengaruh pada dunia.

 

Introvert tidak sama dengan pemalu. Kalau malu adalah emosi takut akan penilaian orang lain. Sedangkan introvert atau Introversion lebih pada bagaimana respon terhadap sebuah stumilation, termasuk social stimulation.

Jika Extrovert mendambakan stumulation dalam jumlah besar.

Sedangkan introvert merasa lebih hidup, lebih powerfull dalam lingkungan yang lebih tenang atau low-key environments.

Tidak harus setiap saat sih, bagaimanapun manusia adalah makhluk social, tapi biasanya sebagian besar waktunya.

Introvert lebih banyak berkomunikasi kedalam dirinya, sedangkan ekstrovert lebih banyak komunikasi ke luar dirinya. Makanya introvert biasanya terkesan pendiam. Tapi ngga juga, ia banyak bicara juga kok, tapi di dalam kepalanya.

 

Kalau tiba giliran dalam kepemimpinan, posisi leadership biasanya banyak dikuasai oleh para ekstrovert.

Adam Grant dari Wharton School melakukan sebuah riset dan ia menemukan bahwa leader yang introvert lebih banyak memberikan hasil yang lebih baik daripada ekstrovert leader. Karena orang orang introvert biasanya lebih hati hati dalam mengambil resiko, lebih teliti dan cermat, sifat yang mungkin kita butuhkan dalam leadership.

Mereka memanage orang secara proactive, mereka adalah pendengar yang baik dan senang mendengarkan ide orang lain.

Dan faktanya banyak juga kok pemimpin hebat yang berpengaruh di dunia adalah seorang intovert. Sebagai contoh Eleanor Roosevelt, Rosa Parks, Gandhi. Banyak orang mengatakan  mereka orang yang tenang, lembut, tidak banyak bicara dan bahkan pemalu. Tapi mereka mencuri perhatian dunia. Bukan karena mereka mau, tapi karena mereka harus, meskipun setiap tulang dalam tubuh mereka menolak.

Dan ternyata introvert punya special super power, karena orang bisa mersakan bahwa para leader introvert ini mengenakan helm, bukan karena mereka menikmati memerintah orang lain, bukan karena senang diperhatikan, tapi karena mereka tidak punya pilihan, dan mereka harus melakukan hal yang mereka pikir benar.

Akhir kata, Carl Jung, psikolog yang pertama kali mempopulerkan introvert-ekstrovert mengatakan : tidak ada orang yang 100% introvert atau 100% ekstrovert. Dan semua orang pasti berada diantara introvert – ekstrovert spekrum.

Kita menyebutnya sebagai ambiverts.

Dan menurut pendapat pribadi saya, Ambiverts adalah yang terbaik di dunia.

Kita butuh keseimbangan. Ibarat Yin dan Yang, kita butuh keduanya.

Dan ini penting, apalagi kalau kita bicara tentang kreatifitas dan produktivitas. Karena orang orang yang paling kreatif di dunia, mereka jago mengkomunikasikan ide mereka, namun mereka juga punya introversion dalam dirinya untuk berpikir dalam. Karena kreativitas butuh pemikiran dalam diri.

So buat para introvert di luar sana, yang mungkin masih strugling dalam social skill. I get you !

Masih banyak yang bisa dilakukan oleh introvert. Jangan jadikan introvert sebagai alasan atas ketakutan atau keraguan yang menghalangi kesuksesan anda. Dan ingat social skills bisa  dipelajari kok.

 

FransiscaPenulis

Fransisca

Marketing Manager di Motivasi Indonesia. Telah banyak memberikan konsultasi dalam bidang people develoment untuk berbagai perusahaan tentang bagaimana meningkatkan produktivitas kerja dan penjualan.