Dengan Corona Takut? Padahal Dari Jaman Dulu Manusia Sukses Bertahan Dari Banyak Penyakit Berbahaya

Pada masa pandemi Corona masa kini pasti kalian pernah dengar sebuah pertanyaan atau bahkan mungkin kalian yang mempertanyakannya. “Kenapa sih orang jaman dulu gak ada vaksin toh mereka masih bisa hidup, sedangkan jaman sekarang teknologi dah bagus orang-orangnya pinter, takutnya minta ampun sama penyakit.” atau seperti ini “Kenapa sih gak boleh ngerokok, toh kakek gua ngerokok sampai sekarang usia 60 tahun masih hidup, takut amat lo.” Saya akan bantu menjawabnya dengan sebuah kisah nyata yang terjadi pada perang dunia kedua.

Begini ceritanya. Suatu ketika masa perang dunia kedua. Ada seorang ahli matematika bernama Abraham Wald ditugaskan oleh militer angkatan udara untuk mencari letak kelamahan dari pesawat baru yang mereka desain. Bagaimana cara Wald menemukan kelemahan pesawat yang bahkan dia sendiri tidak begitu paham desain pesawat. Wald menggunakan metode sample untuk mencari tahu letak bagian pesawat mana yang harus diperkuat. Caranya adalah dari pesawat yang kembali dari peperangan, Wald mengumpulkan titik-titik pada bagian pesawat yang terkena peluru. Dan setelah dikumpulkan, tempat-tempat tersebut adalah di daerah di sekitar sayap, ekor dan lambung tengah pesawat. Seperti pada gambar berikut:

Pesawat

Di sisi lain, tempat seperti baling-baling kokpit atau bagian buritan pesawat yang di periksa oleh Wald tidak mengalami kerusakan apapun. Bagian-bagian tersebut bebas dari peluru sama sekali. Nah, berdasarkan data dan gambar yang Wald miliki, maka daerah manakah yang menurut anda harus diberi pelindung yang lebih tebal?

.

.

Nah jika menurut Anda daerah yang ada titik merah, Anda salah. Anda menjadi korban Survivorship bias atau bias kebertahanan. Dimana suatu data atau pernyataan hanya menghitung dari kasus yang selamat dan kasus yang gagal tidak masuk hitungan. Jadi daerah yang harus mendapat perlindungan extra adalah daerah yang masih bebas dari tembakan. Kenapa bisa begitu? Sebab jika tertembak di daerah yang ada titik merahnya, pesawat masih selamat. Artinya pesawat yang tertembak di kokpit, baling-baling, atau buritan tidak ada yang selamat dan tidak berhasil kembali di pangkalan. Ingat tidak semua pesawat berhasil kembali dari peperangan dan diperiksa oleh Wald. Sehingga pada titik merah adalah daerah dimana pesawat sudah cukup kuat dan tidak perlu di perkuat.

Nah orang orang yang berkata “Zaman dulu orang bisa hidup tanpa vaksin, jadi gak perlu takut Corona.” Atau “ngapain takut rokok, kakek ku udah 60 tahun ngerokok masih hidup.” Mereka adalah orang-orang korban bias kebertahanan. Ingatlah orang orang jaman dulu yang kalian klaim gak perlu vaksin adalah orang yang beruntung punya kekebalan tubuh yang diatas rata-rata sedangkan teman mereka yang lain sudah di alam kubur lebih awal. Jika semua orang lemah dipangkas dari rantai kehidupan maka yang tersisa adalah orang-orang yang kuat. Menjadi tidak adil jika kamu hanya melihat orang-orang kuat dan menutup mata kepada orang-orang yang sudah terseleksi oleh alam.

.

Berbagai wabah penyakit menjadi sangat berbahaya karena belum ditemukan sebuah vaksin. Vaksin pada dasarnya adalah sarana pelatihan tubuh untuk membentuk kekebalan tubuh kita. Jika sudah terlatih karena vaksin, orang yang lemah sekalipun memiliki kesempatan tinggi untuk bertahan dan mendapatkan kenaikan daya tahan tubuhnya. Jadi jika dulu batuk dan bersin adalah tanda kalian harus persiapkan pemakan, sekarang karena ada vaksin, pilek dan bersin adalah tanda kalian harus ke minimarket membeli obat.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>