Mengapa Banyak Orang Galau dan Terjebak Dilema

Mengapa Banyak Orang Galau dan terjebak Dilema?

Duh, galau nih…bingung mau pilih yang mana ya?

Jangan sampai karena galau anda jadi salah ambil keputusan apalagi menghambat action karena tidak bisa ambil keputusan.

Mengapa kita galau dan dilema?

Seringkali kita merasa galau karena pilihannya terlalu sedikit.

Apalagi kalau pilihannya tidak ada yang enak. Misalkan dua pilihan

  1. Keluarga harmonis dan bahagia tapi hidup pas-pasan atau
  2. Kaya raya tapi tidak bahagia

Pilih mana?

Boleh ngga kita pilih, pilihan ke 3 : Kaya raya dan Keluarga harmonis, bahagia?

Mengapa hanya pilih dari 2 pilihan yang tidak enak? Tapi sadar atau tidak, seringkali manusia membuat dirinya memilih dari 2 pilihan yang ngga enak.

Mungkin anda berpikir, “saya justru lagi galau karena kebanyakan pilihan??”

Kita juga galau ketika kita tidak tahu apa yang kita inginkan. Ketika kita tahu apa yang menjadi prioritas dalam hidup kita. Sebanyak apapun pilihannya, sulit untuk ambil keputusan.

Galau juga disebabkan karena terjebak asumsi. Coba anda lanjutkan urutan dari huruf-huruf ini:

A – B – C – D ……

98% orang akan menjawab “e”. Apakah boleh kita lanjutkan dengan huruf m? Atau z? Atau a lagi? Kenapa sebagian besar orang menjawab “e”?

Itulah yang disebut asumsi. Kita berpikir kalau kita ambil keputusan a maka si Anu akan tersinggung, tapi kalau kita putuskan b si Itu sedih. Apakah pasti anu akan tersinggung dan si Itu akan sedih? Belum tentu, semua itu baru asumsi.

Jadi bagaimana caranya agar tidak galau lagi dalam ambil keputusan? Jangan langsung berasumsi, perhatikan juga datanya bagaima. Kemudian buat pilihan alternatif solusi sebanyak-banyaknya dan pertimbangkan sisi positif dan resikonya.

Kemudian jangan ragu untuk percaya pada kata hati atau feeling. Dulu menurut data Aqua tidak akan laku di pasaran. Masak iya harga air minum sama dengan 1 L bensin? Namun sang founder Bp. Tirto Utomo merasa feeling so good untuk produk air minum kemasan. Maka beliau memutuskan nekat produksi air minum dalam botol kaca dan menjualnya. Awalnya pelanggannya adalah bule-bule yang tinggal di Indonesia. Tapi 2 tahun kemudian Aqua dijual lebih mahal dari harga bensin. Dan hari ini Aqua laku dimana-mana. Jadi jangan sepelekan kata hati anda.

Christian Adrianto Motivator

Christian Adrianto Motivator

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>