Dalam sebuah keluarga, seringkali permasalahan yang mendasar adalah sebuah Komunikasi. Karena salah mengkomunikasikan, tindakan kasih dapat diartikan lain. Alkisah seorang professor di sebuah Universitas terkenal bercerita. Anak laki-lakinya telah berumur 16 tahun. Dulu sewaktu anak laki-lakinya masih kecil, mereka berdua sangat dekat sekali. Seminggu sekali mereka akan melakukan kegiatan ayah-anak bersama seperti memancing, hiking ke bukit atau sekedar mengunjungi museum dan kebun binatang. Namun kini sang professor merasa mereka jarang ngobrol. Sebagian karena kegiatan sang anak yang padat, sebagian lagi karena pekerjaan sang professor di Universitas. Lama kelamaan hampir setiap hari sang anak pulang larut malam, bahkan lewat jam 12 malam. Sang Profesor setiap hari menunggui anaknya pulang. Bahkan sampai jatuh tertidur. Dia mengingatkan orang rumah, jika dia tertidur, dia meminta dibangunkan saat anak laki-lakinya pulang. Setelah si anak pulang, dia dibangunkan. Kemudian sang professor langsung memarahi anaknya. “Ngapain saja kamu? Kenapa jam segini baru pulang? Dasar anak tidak tahu aturan!” begitulah kira-kira kata-kata yang diucapkan sang professor.
Besoknya, ternyata si anak tetap saja pulang larut. Bahkan semakin larut. Mungkin dia berharap ayahnya telah tertidur. Dan setiap malam pula, ayahnya semakin marah dan semakin marah. Sedangkan si anak semakin membangkan dan semakin melawan.
Sang professor telah merasa frustasi dengan tingkah anaknya. Sampai suatu malam sang professor duduk di ruang tamu. Dia menunggui anak laki-lakinya. Sambil memikirkan apa yang sedang dilakukan anaknya pada larut malam ini, dia mengenang saat mereka bersama. Sang professor menuggu detik demi detik berlalu. Hingga akhirnya jam berdetang menunjukkan pukul 12.20 malam, dan pintu rumah terbuka perlahan. Anaknya sudah pulang. Sang professor berdiri, dan mendekati anaknya. Si anak terkejut mendapati ayahnya menunggunya. Sudah terbayang omelan dan amarah ayahnya dalam benaknya. Namun ternyata ayahnya hanya mendekat dan memeluknya. Dengan terkejut, si anak bertanya “Kenapa papa belum tidur?”
Ayahnya menjawab , “Papa nungguin kamu pulang nak.”
“Kenapa? Papa nggak marah?”
“Karena papa sayang kamu anakku.” kata sang professor sambil memeluk anaknya. “Kamu sudah makan? Ayo makan.” lanjutnya.
Ternyata besoknya si anak pulang tepat waktu. Jam 9 malam, dia telah dirumah. Dia bercerita kepada ayahnya, selama ini dia pulang malam karena ngeband. Dia dan teman-teman satu bandnya mendapatkan tawaran rekaman. Sehingga selama ini mereka bekerja keras latihan dan menggarap lagu lagu mereka.
Ternyata jika komunikasi tidak lancar akan membawa berbagai persoalan dalam keluarga. Dan komunikasi paling ajaib adalah bahasa cinta.