Jika anda pernah mendengar nama Julius Caesar, maka kita akan teringat dengan sesosok jendral perang dari bangsa Romawi yang sangat hebat yang mampu menaklukan begitu banyak daratan di dunia dengan pasukan yang dipimpinnya. Beberapa kali mereka berperang dengan pasukan yang lebih sedikit dibandingkan pasukan lawannya, namun tetap saja pasukannya bisa memenangkan peperangan yang dihadapinya.
Salah satu rahasia kesuksesan Julius Caesar dalam berperang adalah Julius Caesar memiliki prinsip yang terkenal hingga saat ini yaitu “Veni, Vidi, Vici” (Saya Datang, Saya Lihat, Saya Taklukan). Artinya tidak ada pilihan lain selain menang.
Seringkali ketika Julius dan Pasukannya mendarat di suatu pulau dan turun dari Kapal, begitu melihat musuh yang begitu kuat ataupun lebih banyak jumlahnya, para prajuritnya akan gentar. Melihat ini Julius malah diam-diam kembali ke Kapal dan Membakar Kapalnya mereka. Ketika para Prajurit memprotes tindakan Julius, Julius berkata berkata, Menang atau Mati…. Maka tidak ada pilihan lain bagi para Prajuritnya selain menang dan pulang dalam keadaan selamat.
Sebelum kapal dibakar, mereka memiliki 3 Pilihan, Menang, Mati atau Mundur. Seringkali pilihan yang termudah adalah Mundur. Namun dengan membakar kapal, mereka hanya tinggal mempunyai 2 pilihan saja, Menang atau Mati. Maka dengan semangat seperti ini, seringkali Julius Caesar memenangkan pertempuran-pertempuran dimana secara kalkulasi mereka sulit menang.
Demikian pula dalam kehidupan kita. Kebanyakan dari orang-orang yang sukses dimanapun mereka berada, mereka sukses bukan karena mereka lebih pintar, lebih kaya atau lebih muda, namun lebih kepada mereka berjuang karena tidak ada pilihan yang lainnya. Pilihan yang mereka miliki hanya Sukses atau Gagal. Bahkan di dalam kondisi yang lebih ekstrim, seringkali pilihannya adalah Sukses atau Mati.
Orang-orang yang memiliki sedikit pilihan apalagi Jika pilihannya adalah Sukses atau Gagal saja, maka mereka akan mati-matian berusaha mengembangkan segala daya upaya, kreatifitas, tenaga, pikiran dan lain sebagainya agar mereka sukses. Orang –orang yang memiliki kondisi sedikit pilihan ini kita kenal dengan istilah “Kepepet”.
Orang-orang yang dalam kondisi kepepet dalam berbagai hal memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk sukses. Misalnya orang sukses berhenti merokok karena Kepepet sudah kena penyakit berat, atau orang yang sukses dalam bisnisnya karena kepepet dia hanya tamatan sekolah yang tidak tinggi, sehingga tidak ada perusahaan yang mau menerima dia. Jadi dia harus berusaha sendiri mencari penghasilan dan akhirnya sukses. Atau karena dia lahir di keluarga yang kurang mampu sehingga kepepet harus berusaha bekerja, berusaha sendiri untuk membiayai keluarganya. Maka orang-orang inilah yang memiliki kemungkinan sukses yang lebih tinggi.
Lalu bagaimana jika keadaan kita saat ini belum “Kepepet”? Apakah harus menunggu kepepet dulu untuk bisa sukses? Kabar baiknya, jika anda belum dalam kondisi terpepet, anda tidak harus mengalami kondisi Kepepet yang sebenarnya untuk bisa sukses. Anda bisa menciptakan situasi kepepet yang semu.
Sebagai Contoh, Misalnya jika Anda ingin menjadi Manager di perusahaan anda, sementara anda saat ini masih Staff, ciptakan kondisi Kepepet anda. Katakan pada diri Anda, bahkan bila perlu, berjanjilah terhadap diri anda, bahwa anda akan mengundurkan diri dari perusahaan ini jika dalam waktu 2 tahun anda tidak bisa menjadi Manager di perusahaan ini. Disini anda sudah menyudutkan diri anda dan memberi 2 pilihan saja kepada diri anda sendiri, yaitu Jadi Manager atau Keluar dari Perusahaan. Memang belum tentu berhasil, namun jika anda berjanji seperti ini, sudah pasti kinerja anda di atas rata-rata rekan-rekan anda yang lainnya dan kemungkinan anda diangkat sebagai Manager semakin besar.
Jadi, sudah siapkah anda menciptakan “Kepepet” anda sendiri?
Semoga bermanfaat. Salam Semangat