Emosi yang saya bahas disini adalah represi emosi. Represi emosi adalah bentuk dari pertahanan tubuh. Represi adalah pertahanan mental yang dilakukan secara tidak sadar saat Anda mengalami kejadian traumatis atau tidak menyenangkan. Tindakan ini dilakukan tanpa sadar bahkan Anda tidak akan mengingat tentang trauma yang pernah Anda alami. Sebenarnya, represi adalah suatu pertahanan tubuh yang penting untuk menlindungi Anda dari gejala kecemasan akibat emosi yang tidak diterima.
Represi berbeda dengan Surpresi yang merupakan emosi yang sengaja Anda hindari karena tidak tahu bagaimana cara untuk menghadapinya. Contohnya seperti ketika merasakakn sebuah emosi Anda berdiri dari tempat duduk dan berjalan jalan keluar ruangan untuk menenangkan diri. Ini adalah contoh dari Surpresi. Surpresi bisa menjadi sebuah sebuah solusi jangka pendek untuk mengolah emosi, selama Anda memastikan diri untuk mendapatkan solusi mengatasi emosi tersebut sesegera mungkin. Sedangkan dalam kasus Represi Emosi yang di tekan tanpa sadar tidak mendapat kesempatan untuk diproses, bukan berarti emosi itu menghilang begitu saja. Namun sebaliknya, emosi tersebut secara tidak sadar akan muncul atau menyerang balik sebagai gejala psikoligis atau fisik, seperti contonhnya menyerang sistem imun (gampang sakit), stress, rasa tidak nyaman, dan depresi.
Kenapa Represi Emosi bisa terjadi?
Represi emosi seringkali disebabkan karena trauma masa kecil. Hal simpelnya disebabkan karena apa yang dipelajari saat masih anak-anak tentang perilaku sekitar mereka dan komunikasi yang berasal dari pengasuh utama mereka. Orang dewasa dengan represi emosi sering merasa kehilangan koneksi atau terputus dari perasaan mereka sendiri karena mereka punya pengalaman masa kecil yang berbeda. Contohnya Anda akan cenderung suka menekan emosi jika pola pengasuhmu dengan ciri beikut:
Jarang menunjukan emosi atau berbicara tentang perasaan mereka.
Mempermalukan atau menghukum jika Anda mengekspresikan emosimu.
Memberi tahu Anda jika emosimu salah atau menyangkal pengalaman meosinalmu.
Sebaliknya untuk tipe Surpresi emosi akan merasa cukup nyaman untuk mengespresikan emosi jika pengasuhmu :
- Sering membicarakan perasaan mereka.
- Tidak menilai atau mengkritik ekspesi emosionalmu.
- Memvalidasi pengalaman emosional positif dan negatifmu.
- Mendorongmu untuk berbagi perasaanmu.
Bagaimana cirinya kalau kita melakukan Represi emosi?
Tidak mudah udah mengenali ketika kita berurusan dengan represi emosi, karena tidak ada test yang pasti yang dapat diambil. Namun, jika kita memiliki emosi yang di tekan secara tidak sadar (repesi), bisa kita lihat dengan tanda utama yang biasanya muncul melalui perasaan atau perilaku kita, baik kepada diri sendiri atau orang lain. Cirinya orang yang mengalami gejala represi emosi sering mengalami kesulitan meyebutkan dan memahami pengalaman emosional mereka, mereka mungkin akan mengalami :
- Mati rasa atau kosong secara terus menerus.
- Memiliki kecenderungan untuk berusaha melupakan sesuatu.
- Merasa tertekan atau kesal ketika seseorang bertanya tentang perasaannya.
- Gelisah dan tidak nyaman ketika orang lain memberitahu tentang perasaan mereka.
- Merasa gugup, rendah atau stress sepanjang waktu dan tidak tahu sebabnya kenapa.
Jika Anda kesulitan mengungkapkan perasaanmu dengan cara yang sehat, emosimu dapat menumpuk hingga akhirnya meledak. Hal ini terkadang muncul sebagai respon terhadap pemicu yang bisa saja sangat sepele. Represi emosi dapat mempengaruhi kemampuan Anda untuk :
- Membicarakan hal yang penting bagi kamu.
- Membangun sebuah hubungan intim.
- Mengerti perasaan orang lain.
- Mendukung atau mengapresiasi diri sendiri.
Dan perlu diperhatikan gejala lainnya yang biasanya terjadi :
- Menggunakan TV, atau media social, atau aktivitas lain untuk membatumu mati rasa dan menghindari perasaan yang tidak kamu kenali.
- Mengikuti situasi alih alih mengungkapkan apa yang benar benar kamu inginkan dan butuhkan.
- Menghabiskan waktumu dengan orang lain untuk menghindari kesendirian.
- Menunjukan perilaku pasif-agresif untuk menghadapi situasi yang membuat kamu kesal.
- Orang lain mungkin sering menggambarkan dirimu sebagai sosok yang “ dingin”