Benarkah Bisnis Hanya Keberuntungan?

Sebagian orang begitu takut untuk memulai bisnis. Bahkan, bisnis dipandang sebagai sumber pemasukan yang tidak pasti dan rentan akan runtuh hingga mengakibatkan kebangkrutan. Maka, sebagian orang yang berpendapat seperti ini lebih suka mengabdikan hidupnya pada satu perusahaan yang secara konstan memberikan mereka gaji per bulan.

Lain lagi halnya dengan orang yang memulai bisnis, tetapi tidak memiliki keyakinan untuk sukses. Mereka kerap berhenti di tengah jalan. Kebanyakan dua tipe ini menganggap bahwa orang yang berhasil dalam bisnis merupakan orang-orang yang memiliki keberuntungan cukup tinggi hingga bisa terus mempertahankan bisnisnya. Atau beralasan bahwa seseorang cukup beruntung punya modal untuk memulai bisnis.

Pemikiran ini tentu saja salah besar. Tidak ada bisnis yang berhasil semata-mata hanya karena keberuntungan. Bahkan, bisa jadi keberuntungan sama sekali tidak ada hubungannya dengan bisnis. Saat kita menemukan uang koin, apakah kita beruntung? Tidak, karena posisi mata kita memang tepat mengarah pada uang koin yang terjatuh. Apakah uang koin terjatuh karena kebetulan? Tidak, karena orang yang memegang uang koin tidak sengaja menjatuhkannya, mungkin karena ia terburu-buru mengambil sesuatu dari tas atau karena kantong celananya bolong, yang pada intinya membuat ia adalah orang yang ceroboh. Jadi, bisa dibilang kebetulan dan keberuntungan hanya alasan orang-orang untuk menyamankan diri di tengah kompetisi bermasyarakat.

Begitu juga bisnis dan keberuntungan. Tidak ada bisnis yang dimulai semata-mata dari keberuntungan. Walaupun anak orang kaya memulai bisnis dari modal bapaknya, hal itu tidak pernah menjamin dia akan sukses mengembangkan bisnisnya. Bahkan, orang yang tidak punya modal secuilpun bisa saja berkeliling ke sponsor-sponsor dan donatur-donatur yang menjanjikan, sehingga ia akhirnya mampu mengumpulkan modal untuk memulai bisnis. Ada banyak jalan menuju Roma, bukan?

Dalam prosesnya sendiri, bisnis juga tidak bisa mengandalkan keberuntungan sama sekali. Memilih bisnis saja membutuhkan perhitungan yang cermat tentang kondisi pasar yang menjadi target. Lalu, membangun kekuatan internal bisnis agar bisnis tidak tersendat karena masalah internal, artinya pelaku bisnis harus membentuk sistem dan alur kerja yang dapat melancarkan bisnis.

Tidak berhenti sampai di situ, pelaku bisnis juga harus memperhitungkan biaya produksi agar dapat memaksimalkan laba usaha, sehingga pelaku bisnis juga harus memiliki strategi dalam keuangan, serta strategi marketing yang menjadi kunci pemasukan dalam bisnis.

Tanpa memiliki kemampuan dalam berstrategi pada masing-masing elemen bisnis, maka bisnis juga tidak akan berkembang. Belum lagi inovasi yang harus dilakukan karena kadang ada pula bisnis-bisnis yang bersifat musiman. Ketika musim berakhir, tentunya mereka harus memutar otak agar bisnis tetap bertahan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>