Dalam era modern ini kita dijejali dengan mudahnya informasi masuk kedalam pikiran kita. Hanya cukup membuka gawai – Smartphone, laptop, maka hal apapun yang ingin kamu ketahui bisa dengan mudahnya kamu dapatkan dalam waktu yang singkat. Bagaikan pedang bermata dua, semua informasi yang kamu peroleh tidak pasti benar lho!
Di posisi ini kamu dituntut untuk menjadi bijak dalam mengolah informasi-informasi yang ada tersebut. Bagaima cara nya adalah dengan cara berpikir kritis.
Ada baiknya kita mengenal pengertian berpikir. Berpikir adalah aktivitas menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu; menimbang-nimbang dalam ingatan. Sedangkan Kritis(sifat) adalah 1 bersifat tidak lekas percaya; 2 bersifat selalu berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan; 3 tajam dalam penganalisisan.
Sehingga, berfikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan,menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman. ( Pery & Potter,2005).
Lucunya tidak semua orang berpikir kritis, kebanyakan orang membuat keputusan berdasarkan emosinya semata. Hanya karena dirasa informasi tersebut menyenangkan dirinya, tanpa berpikir panjang lagi informasi tersebut disebarkan kepada banyak orang. Dan imbasnya “ucapan maaf”.
Jadi yang dimaksud dengan berpikir kritis merupakan suatu tehnik berpikir yang melatih kemampuan dalam mengevaluasi atau melakukan penilaian secara cermat tentang tepat-tidaknya ataupun layak-tidaknya suatu gagasan yang mencakup penilaian dan analisa secara rasional tentang semua informasi, masukan, pendapat dan ide yang ada, kemudian merumuskan kesimpulan dan mengambil suatu keputusan. Untuk mendapatkan suatu hasil berpikir yang kritis, seseorang harus melakukan suatu kegiatan (proses) berpikir yang mempunyai tujuan (purposeful thinking), bukan “asal” berpikir yang tidak diketahui apa yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Apalagi hanya berdasarkan emosi.
Banyak pula situasi yang memaksa seseorang untuk melakukan kegiatan berpikir yang memang di “rencanakan” ditinjau dari sudut “apa” (what), “bagaimana” (how), dan “mengapa” (why). Hal ini dilakukan jika berhadapan dengan situasi / masalah yang sulit atau baru.
Bagaimana cara untuk berpikir kritis?
- Memiliki dasar pengetahuan.
Komponen pertama dari berpikir kritis adalah memiliki dasar pengetahuan. Dasar pengetahuan ini beragam sesuai dengan bidang yang paling kamu kuasai. Bisa berasal dari pengetahuan yang kamu pelajari dari pendidikan atau sekolah, dasar pengetahuan mencakup informasi dari teori pengetahuan alam, maupun bidang yang lain seperti geograf, maupun sejarah.
2. Pengalaman.
Komponen kedua dari berpikir kritis adalah memiliki pengalam dalam situasi/masalah yang sedang dihadapi. Jika kamu sudah punya pengalam dalam hal tersebut, maka kamu akan berusaha menarik garis berpikir melalui alat indra dan stimulus yang berasal dari sumber belajar. Sumber belajar bisa berasal dari
- Interaksi Manusia : interaksi verbal atau nonverbal
- Realita : rangsangan yang nyata dari benda nyata, binatang nyata, peristiwa nyata
- Pictorial representasion : berasal dari rangsangan gambar yang mewakili objek atau peristiwa
- Written symbols : lambang yang tertulis dan disajikan dari berbagai macam media
- Recorded sound : berasal dari rekaman suatu peristiwa yang membantu mengingat realitas
- Kompetensi : pengetahuan, ketrampilan.
3. Sikap untuk berpikir kritis.
Sikap disini adalah sikap yang harus ditunjukan oleh pemikir kritis. ndividu harus menunjukkan keterampilan kognitif untuk berpikir secara kritis, tetapi juga penting untuk memastikan bahwa keterampilan ini digunakan secara adil dan bertanggung jawab. Berikut contoh sikap yang harus ditunjukan
- Tanggung gugat : atau nama lain untuk “mudah menjawab” apapun pertanyaan dari keputusan yang dibuat oleh pemikir kritis.
- Berpikir mandiri : menjadi dewasa dan selalu mempertimbangkan ide dan konsep dalam membuat penilaiaan sendiri.
- Mengambil risiko : berani mengambil resiko dan mengenali jika keyakinan selam ini adalah salah berdasar pada fakta dan didukung bukti yang kuat.
- Kerendahan hati : menyadari keterbatasan diri, dan selalu mmencoba untuk mendapatkan pengetahuan yang baru.
- Integritas : selalu mempertanyakan dan menguji pengetahuan dan keyakinan pribadinya.
- Ketekunan : terus bertekad untuk menemukan solusi yang efektif.
- Kreativitas
4. Standart untuk berpikir kritis.
Seseorang yang berpikir kritis selalu punya standart yang tinggi terhadap sebuah informasi. Yang berhubungan pada penilaiaan dan tanggunga jawab secara profesional.