Mengawali perjalanan kesuksesan bagi sebagian besar oang mungkin adalah hal yang sulit. Namun berbeda dengan Gede Prama, yang beranggapan bahwa keberhasilannnya tersebut bersumber dari keyakinan dalam menjalani hidup. Prinsip ini terus dia pegang hingga berhasil membawanya ke puncak kesuksesan. Hal ini terlihat saat usianya baru 38 tahun, Gede Prama telah menduduki jabatan tertinggi dalam sebuah perusahaan dengan memimpin ribuan karyawan.
Gede prama lahir di Tajun, Bali Utara pada tanggal 2 Maret 1963. Ia lahir dan tumbuh dalam keluarga yang sederhana. Sejak kecil Gede Prama merupakan sosok yang patuh akan hukum adat yang berlaku di lingkungannya. Hal ini terbukti karena ia selalu mendengarkan wejangan yang disampaikan oleh orang tuanya untuk diterapkannya dikemudian hari. Gede Prama adalah pribadi yang minder, pemalu,dan penakut pada masa mudanya karena ia merasa memiliki banyak kekurangan. Namun hal negatif tersebut mulai menghilang setelah dirinya diberi kesempatan belajar di luar negeri.
Bermodalkan keyakinan serta tekad yang kuat, alumni dari Universitas Leicester INSEAD itu datang kekota besar. Keyakinannya tersebut ternyata membuahkan hasil dimana saat ini dia dikenal sebagai penulis dan pimpinan sebuah perusahaan swasta dan konsultan pada Dynamics Consulting yang bergerak dibidang pengembangan SDM. Bahkan ketekunannya menjadi konsultan membuatnya pernah menjadi konsultan manajemen di Blue Bird, RCTI, PT Kodja Bahari, Air Mancur dan lain-lain. Selain menjadi konsultan, Gede bahkan sukses menjadi motivator handal sekelas Mario Teguh, Tung Desem Waringin, Christian Adrianto dan lain-lain.
Berkat kesuksesannya tersebut Gede hidup berkecukupan dengan kekayaan yang ia miliki. Namun kekayaan duniawi bukan sumber kebahagiannya yang utama. Gede mengatakan jika sumber kebahagiaan yang utama adalah cinta kasih dari keluarganya. Selain tekad dan keyakinan, cinta kasih merupakan salah faktor penentu jalan hidupnya.
Setelah mendapatkan segala kesuksesan yang ada didunia, ia ingin terus melakukan perjalanan menuju Tuhan. Gede tak ingin jika terus terikat pada tahta maupun harta yang bersifat duniawi semata. Gede meyakini jika kehidupan dunia adalah bersifat sementara. Oleh karenanya ia berusaha untuk menebarkan pemikiran positif bagi sesama tentang keindahan hidup melalui karya-karyanya.