Tag Archives: kebiasaan toxic

4 Kebiasaan Toxic yang Menghancurkan Motivasimu

kebiasaan toxic

1. Membandingkan dirimu dengan orang lain.

Jika kamu selalu membandingkan dirimu dengan orang lain, hal itu memang satu cara mudah untuk menghilangkan motivasimu. Akhirnya tidak hanya kamu akan berhenti melakukan sesuatu, tetapi kamu juga sudah membuang-buang banyak waktumu. Jadi jika kamu terus-terusan membandingkan dirimu dengan orang lain, kesuksesan tak akan pernah mendatangimu karena kamu tidak pernah menghargai dirimu sendiri. Setidaknya saya bisa berkata kamu “sukses” untuk mensia-siakan waktumu.

2. Fokus hanya pada hasil.

Kita terkadang hanya fokus pada hasilnya saja daripada harus berpikir tentang action(tindakan) apa yang sudah kamu lakukan dan menghasilkan sesuatu. Memang berat untuk membuat perubahan pada hidup kita atau mencari motivasi untuk menghadapi tantangan tertentu, hal ini terasa berat jika kamu hanya mengejar perasaan senang ketika kamu mencapai goalsmu. Boleh saja kamu senang ketika kamu mencapai sesuatu, jika kamu hanya fokus pada hasil àsemakin berat tantangannya semakin luntur motivasinya. Yang harus kamu perhatikan adalah hal-hal kecil apa yang sudah kamu buat untuk mencapai goalsmu itu.

3. Tidak membuat goals dan plan secara spesifik.

Jika kamu tidak mempunyai goals atau plan, kamu tidak bisa selalu termotivasi karena kamu tidak tahu apa yang harus kamu lakukan.

Kamu harus menyadari bagaimana atau ke mana kamu akan pergi dan apa yang ingin kamu capai. Tidak punya goals atau plan sama seperti kamu mencari sebuah toko dan kamu tidak tahu alamatnya, hasilnya kamu akan terjebak “menebak-nebak” sepanjang waktu dan tidak tahu harus ke mana. Tidak punya goals membuat hidupmu menjadi berat untuk selalu termotivasi dan rasanya kamu kamu tidak mencapai apapun dari masalahmu dan hidupmu.

4. Menunda dan terdistraksi(tidak fokus).

Kamu akan terkejut seberapa banyak waktumu yang sudah kamu buang karena berbagai macam distraksi dan penundaan yang sudah kamu buat. Kamu mungkin bisa menghabiskan waktu menonton Tv, Youtube, searching di media sosial, dan menemukan banyak hal nggak penting tapi menarik ketika membuka internet. Kebiasaan ini bisa membunuh motivasimu dan membuang-buang waktu. Sebaiknya buat jadwal untuk menonton TV atau YouTube atau Browsing di internet untuk meminimalisir kamu tidak membuang banyak waktu dan energimu dan fokus pada goals/tujuanmu.

by  Paul Wawan, Creative Marketing Motivasi Indonesia

Kebiasaan Toxic yang “Di-Normalkan” dan parahnya sering dilakukan

Kebiasaan Toxic

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari manusia lainnya. Namun masalahnya manusia punya kecenderungan untuk menyakiti manusia yang lainnya entah dengan sikap mereka atau perkataan mereka atau disebut dengan kebiasaan toxic. Hanya karena banyak orang melakukan kebiasaan ini, bukan berarti kebiasaan ini baik dan boleh dilakukan.

Nah, berikut ada beberapa kebiasaan yang sebenarnya toxic namun dianggap normal:

  • Menganggap sepele masalah orang lain.

Kebiasaan ini adalah kebiasaan yang sering terjadi dan paling sering dilakukan oleh kita. Kenapa kita menganggap sepele masalah orang lain, alasannya karena :

  1. Kita merasa ada masalah yang lebih besar.
  2. Kita tidak pernah mengalami masalah yang sama.

Namun bagi mereka yang pernah mengalami masalah ini nyata dan sangat berdampak besar bagi korbannya, yang pasti bukan masalah sepele.

  • Mengadu nasib buruk

Ada teman kamu yang lagi cerita nasib buruk yang sedang dia alami sekarang, bukanya membantu malah membalas dengan kata – kata “masih mending dulu saya bla bla bla”. Sama seperti point pertama yang menyepelekan masalah orang lain.

  • Mengatakan kata “Ah, baperan amat..”

Hati hati dengan kata yang kita keluarkan, orang mendengarnya bukannya terbantu tapi malah jadi tersinggung, marah, kesel. Kemudian kita membela diri dengan mengatakan “yaelah baperan amat, bercanda doang..” hal ini sering terjadi, paling banyak terjadi di media sosial. Dimana orang komen gak dipikir.

  • Mengatakan kata “gendutan ya”

Hentikan.. orang yang kamu omongin seperti ini juga pasti tahu jika dirinya gemukan. Dia setiap hari melihat dirinya dikaca. Terus kamu berkomentar seperti ini tujuannya untuk apa? Menyadarkan? Mengingatkan? Stop deh..

  • Bertanya “Kapan nikah”

Sekali nanya boleh deh, tapi kalo setiap ketemu bertanya seperti ini kan bikin orang kesel dipikir salah kali ya jika belum nikah? Dan bisanya pelakunya ya keluarga sendiri.. “nikah gak segampang itu” ada banyak hal yang harus dipersiapkan, memang yang nanya mau biayain? Masih belum kuat finansial, belum cocok jodoh, diomongin lagi. Pertanyaan “kerja apa” tuh juga sama.

 

Silahkan kamu punya ekspektasi. Tapi ekspektasi kamu jangan dipaksakan ke orang lain ya..

 

Penulis

Paul Wawan

Creative Marketing Motivasi Indonesia