Kenapa Orang yang Kaya Makin Kaya sedang Yang Miskin Makin Miskin

Dalam suatu penelitian yang dilakukan pada tahun 2005, dibuatlah film dokumenter yang meneritakan tentang bagaimana jika seorang gelandangan diberikan uang $100.000 (sekitar 1,4 milyar rupiah) dan dibiarkan melakukan apapun yang dia inginkan.

Dan hasilnya ternyata dalam waktu 6 bulan setelahnya. Dia kehabisan semua uangnya dan kembali ke tempatnya yang sama seperti semula.

Mangapa hal ini bisa terjadi?

Hal ini terjadi karena orang miskin tidak bisa atur uang.

Dalam pola pikir orang miskin mereka memiliki pemahaman : Orang Kaya = Punya banyak uang. Sehingga mereka menyalahkan keadaanya saat ini yang tidak punya banyak uang.

 

Orang miskin membuat keputusan bodoh

Fakta lainnya adalah orang miskin suka mengambil keputusan yang bodoh dan semakin menyakiti keadaan finansialnya, orang miskin sering terjerat narkoba dan obat-obatan, orang miskin sering merokok dan mabuk mabukan, orang miskin jarang menabung banyak alasan untuk menghabiskan uang, sering berhutang dan berjudi. Sedang mereka yang kaya ber investasi melalui pendidikan, bisnis, menambahkan aset dan memperluas koneksi.

Kenapa orang miskin melakukan tindakan tindakan seperti narkoba, rokok dan judi itu? Jawabannya karena mereka hanya berpikir secara jangka pendek. Ini adalah point utama mengapa orang miskin tetap menjadi miskin. Mental orang miskin hanya mencari sesuatu yang sifatnya instan dan praktis. Mereka lebih suka dengan keuntungan jangka pendek daripada berpikir muluk muluk terhadapa apa yang belum mereka pahami. Oleh karena nya orang miskin sangat mudah di tipu untuk mendapatkan uang dengan mudah dan cepat. Karena hanya berharap pada hal instan dan praktis.

Tidak punya uang itu keadaan yang sementara, tapi kemiskinan adalah mental

Masih ingat dengan pola pikir orang miskin : Orang Kaya = Punya banyak uang. Hal ini lah yang menjadi dasar kenapa orang miskin takut jika tidak punya uang.

Aset berharga yang dimiliki oleh orang miskin adalah waktu dan tenaga. Sayangnya aset ini dihabiskan untuk hal yang sia sia seperti khawatir dan terjebak dengan skema, rencana instan yang tidak menghasilkan apapun. Memang wajar jika orang miskin masih sering memikirkan “besok makan apa?” atau “bagaimana nasib saya besok?”. Tapi sayangnya rasa kawatir tidak pernah menyelesaikan masalah apapun. Dan yang lebih buruk uang tidak akan menyelesaikan masalah mereka jika mental ini masih ada.

Mental orang miskin hanya berpikir untuk mencari uang, uang , dan hanya uang. Tapi setelah mendapat uang mereka tidak tahu harus berbuat apa untuk uang itu.

Cara menghabiskan uang lebih penting dari cara Anda memperolehnya.

Masih ingat dengan kasus gelandangan yang diberi uang dan masih menjadi gelandangan. Jika Anda tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadap uang yang Anda miliki Anda bisa berakhir seperti kasus gelandangan tersebut. Mereka tidak tahu bagaimana cara yang benar dalam menghabiskan uang.

Orang bermental miskin terjebak dengan jumlah uang, sehingga mereka melupakan apa yang betul-betul penting yaitu aset.

Sekarang kita belajar dari orang kaya. Orang bermental kaya akan berusaha untuk mencipakan nilai yang membuat dirinya bermanfaat sehingga orang lain akan rela untuk membayar dan mendapatkan nilai yang dia tawarkan.  Nilai inilah yang mengembalikan uang yang sudah dikeluarkan kembali berkali lipat. Mereka biasa untuk berpikir jangka panjang, sedang orang miskin berpikir jangka pendek. Orang miskin berpatok pada jumlah uang, orang kaya berpatok pada nilai yang dihasilkan dari uang.

Alasan utama mengapa orang miskin tetap miskin dan orang kaya semakin kaya adalah cara mereka berpikir (mental) dan cara mereka mencari uang (kebiasaan).

RUMUS SAMA BEDA PENERAPAN BEDA HASIL

kisah sukses, inspiratif , kayaSuatu hari, ada seorang pengusaha muda yang sukses dan kaya raya harus menghadapi ajalnya karena penyakit kanker kulitnya yang parah akibat sensitivitas kulitnya yang tidak normal terhadap sinar matahari.

Sebelum meninggal, sang pengusaha muda tersebut mewariskan seluruh hartanya kepada kedua anaknya. Dalam surat wasiatnya tertulis, “Ayah akan mewariskan dan membagi seluruh kekayaan dan usaha ayah kepada kalian berdua. Ayah hanya akan memberi dua pesan kepada kalian supaya kalian bisa sesukses ayah dan bisa menikmatinya lebih lama :”

“Pertama, Ayah memiliki Penyakit kanker kulit yang langka, dan kemungkinan Gen kulit ini menurun kepada kalian. Jadi pesan ayah jangan sampai sinar matahari menyinari kulit kalian terlalu lama.”

“Kedua, rahasia bisnis ayah supaya kaya adalah dalam bisnis jangan pernah menagih hutang kepada pelanggan.” Sang ayah meninggal tanpa sempat memberikan penjelasan lebih banyak.

Kemudian kedua anak tersebut berjanji untuk memenuhi permintaan ayah mereka.

….

Waktu berlalu, salah satu anak menjadi sangat kaya raya sedangkan yang lain bangkrut dan jatuh miskin.

Karena penasaran sang ibu akhirnya bertanya, kenapa salah satu anak menjadi sangat kaya sedangkan yang lainnya bangkrut dan jatuh miskin. Padahal keduanya memegang teguh nasehat ayah mereka.

Jawab Anak Pertama:

“Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ketika berbisnis Ayah berpesan supaya saya tidak menagih hutang kepada orang yang berhutang kepada saya, dan sebagai akibatnya modal saya susut karena orang yang berhutang kepada saya tidak membayar sementara saya tidak boleh menagih. Ayah juga berpesan supaya kalau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya, saya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya untuk pergi ketoko dan dan pulang kerumah saya harus naik becak atau mobil padahal jalan kaki saja cukup, tapi karena pesan ayah demikian akibatnya pengeluaranku bertambah banyak.

Lalu diawab juga oleh si anak Bungsu :

“Ini semua karena aku mengikuti pesan ayah. Ketika berbisnis ayah berpesan supaya aku tidak menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku. Maka aku tidak memberi hutang. Prinsipku ada uang maka ada barang. Supaya kompetitif, aku memberikan harga dan pelayanan yang jauh lebih baik daripada toko – toko yang lain.  Ayah juga berpesan supaya kalau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya, aku tidak boleh terkena sinar matahari, oleh karena itu aku berangkat ke toko sebelum sinar matahari terbit dan pulang setelah sinar matahari tenggelam. Akibtnya tokoku buka sebelum toko lain buka dan tutup setelah toko lain tutup. Dari kebiasaan inilah, orang jadi tahu dan membuat tokoku menjadi laris karena memiliki jam kerja yang lebih lama.”

Inilah akibatnya jika Sama Rumus tapi Beda penerapan, maka hasil yang akan di peroleh juga akan berbeda.