5 Tips Mengadakan Pelatihan Leadership yang Efektif

Setiap perusahaan pasti ingin memiliki tim yang solid, produktif, dan bergerak ke arah yang sama. Tapi ada satu pertanyaan mendasar: apakah para leader sudah dibekali kemampuan yang cukup untuk memimpin tim mereka?

Banyak organisasi mengalami hal yang sama—program sudah berjalan, target sudah ditentukan, namun eksekusi di lapangan seringkali tersendat. Salah satu penyebab utamanya: leadership gap.

Inilah alasan mengapa pelatihan leadership menjadi investasi penting. Tapi agar pelatihan benar-benar berdampak, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Sesuaikan dengan Tantangan Nyata Perusahaan

Pelatihan leadership akan lebih efektif bila dikaitkan langsung dengan kondisi bisnis, bukan sekadar teori umum.

2. Seimbangkan antara Materi dan Praktik

Leader belajar paling baik saat mereka terlibat aktif melalui diskusi kasus, role play, atau simulasi, bukan hanya duduk mendengarkan.

3. Bangun Mindset, Bukan Hanya Skill

Mindset yang tepat akan membuat seorang leader tahan banting dan tetap bisa mengarahkan tim meski dalam kondisi penuh tekanan.

4. Ciptakan Suasana Belajar yang Interaktif

Ketika peserta merasa terlibat, materi akan lebih mudah dipahami dan diingat.

5. Rancang Tindak Lanjut Pasca Training

Pelatihan yang berdampak adalah pelatihan yang dilanjutkan dengan action plan dan evaluasi.

Saatnya Menyiapkan Pemimpin Masa Depan

Pada akhirnya, keberhasilan perusahaan tidak hanya bergantung pada strategi, tapi juga pada kualitas pemimpin di dalamnya.

Itulah mengapa banyak perusahaan besar di Indonesia berinvestasi dalam program pelatihan leadership yang dirancang khusus untuk menjawab kebutuhan mereka.

Salah satu trainer yang sering dipercaya perusahaan adalah Christian Adrianto, yang telah membantu lebih dari 600 perusahaan membangun pemimpin yang:

  • Adaptif menghadapi perubahan
  • Mampu menginspirasi tim
  • Fokus pada pencapaian target

Jika perusahaan Anda sedang memikirkan cara untuk memperkuat kualitas kepemimpinan internal, mungkin inilah saatnya mulai merancang program leadership training yang tepat.

Karena ketika leader berkembang, perusahaan pun ikut bertumbuh.

Bayangkan jika setiap leader di perusahaan Anda mampu menginspirasi, menggerakkan tim, dan membawa target tercapai. Saatnya wujudkan itu melalui Leadership Training bersama Christian Adrianto. Mari berdiskusi, program seperti apa yang paling tepat untuk tim Anda.

Hubungi Fransisca 082110502502 Email : fransisca@motivasiindonesia.com

Strategi Final Quarter: Saran ala Christian Adrianto untuk Mencapai Target Akhir Tahun 2025

Setiap pemimpin tim menghadapi tantangan yang sama di kuartal terakhir: bagaimana menutup tahun dengan capaian maksimal, meskipun target terasa masih jauh. Menurut Christian Adrianto, Motivator, Leadership & sales Trainer, kunci keberhasilan ada pada kemampuan membaca situasi ekonomi, memahami perilaku konsumen, dan menggerakkan tim dengan strategi yang tepat.

Analisa Ekonomi & Pasar: Apa yang Terjadi di Final Quarter 2025?

  1. Kondisi Ekonomi
    Inflasi dan ketidakpastian global membuat konsumen lebih selektif. Mereka tetap berbelanja, tetapi mencari produk atau jasa dengan nilai tambah yang jelas.
  2. Perilaku Konsumen
    Akhir tahun adalah musim belanja. Bonus, liburan, dan tren “closing the year” menciptakan peluang besar. Konsumen lebih terbuka pada penawaran yang memberikan urgency dan value for money.
  3. Tantangan Tim
    Target yang masih jauh sering membuat motivasi tim menurun. Jika tidak dikelola dengan baik, sisa waktu bisa terbuang tanpa hasil signifikan.

Strategi Final Quarter ala Christian Adrianto

1. Fokus pada Quick Win Segments

Lakukan analisis cepat untuk mengidentifikasi pelanggan yang paling potensial di akhir tahun—misalnya pelanggan lama, repeat buyers, atau komunitas tertentu. Jangan habiskan energi ke segmen yang sulit dikonversi.

2. Tawarkan Nilai, Bukan Sekadar Produk

Di tengah persaingan harga, pelanggan memilih solusi yang benar-benar menjawab kebutuhan mereka. Pastikan tim Anda menekankan manfaat: hemat waktu, prestise, atau solusi instan yang relevan.

3. Bangun Urgency

Akhir tahun adalah momen tepat untuk meluncurkan penawaran terbatas. Paket eksklusif, bonus sebelum tanggal tertentu, atau promo limited-time akan mendorong konsumen mengambil keputusan lebih cepat.

4. Terapkan Mini Target untuk Tim

Target besar bisa terasa menakutkan. Ubah strategi menjadi weekly sprint goals—tujuan kecil yang bisa dicapai setiap minggu. Rayakan pencapaian kecil ini untuk menjaga energi tim.

5. Dorong Kolaborasi, Bukan Kompetisi Semu

Final quarter adalah estafet, bukan lomba individu. Ciptakan budaya saling berbagi strategi antar anggota tim agar performa yang baik bisa ditiru dan diduplikasi.

6. Gunakan Marketing 4.0

Christian Adrianto menekankan pergeseran berikut:

  • From traditional to digital ? manfaatkan kanal digital untuk menjangkau lebih cepat.
  • From exclusive to inclusive ? libatkan komunitas, bukan hanya target pasar sempit.
  • From individual to social ? gunakan testimoni dan bukti sosial.
  • From awareness to advocacy ? jadikan pelanggan puas sebagai duta merek.

Peran Pemimpin: Chief Inspiration Officer

Di quarter terakhir, peran Anda sebagai leader bukan hanya menghitung angka, tetapi menginspirasi. Ingatkan tim bahwa perjuangan ini bukan sekadar tentang target, melainkan tentang rasa bangga menutup tahun dengan maksimal.

Pesan penting dari Christian Adrianto:

  • Jangan hanya mengejar angka, bangun juga momentum psikologis.
  • Jadikan final quarter sebagai latihan mental untuk tahun depan.
  • Tutup tahun ini dengan rasa percaya diri dan kebersamaan yang kuat.

Kuartal terakhir adalah momen emas untuk membuktikan komitmen tim. Dengan strategi yang fokus pada segmen tepat, penawaran yang bernilai, urgensi yang kuat, serta kepemimpinan yang menginspirasi, Anda tidak hanya meningkatkan peluang mencapai target, tetapi juga membangun pondasi kuat menyongsong tahun baru.

Karena pada akhirnya, final quarter bukan sekadar soal menyelesaikan angka, tetapi tentang bagaimana kita menutup perjalanan dengan integritas, fokus, dan kebanggaan.

Leadership Speaker : Christian Adrianto

“Leadership itu bukan tentang diri sendiri. Tapi tentang setiap orang yang anda sentuh kehidupannya.” 

Christian Adrianto Leadership Speaker

Riset mengatakan 79% karyawan akan resign ketika tidak mendapatkan apresiasi dari managernya.
60% Millenials prihatin terhadap tempat kerja yang tidak peduli dengan leadership skills developing.
Sebanyak 83% Perusahaan TOP Fortune 500 mengatakan bahwa leadership sangat penting dalam bisnis.

Quote Christian Adrianto

Apa yang akan anda dapatkan dari program Training Christian Adrianto, Leadership Speaker:

  • New mindset yang akan mengubah diri anda dan team anda.
  • Interactive, Inspiring & Entertaining speaker. Dengan pembawaan yang full power, humoris dan seru.
  • Belajar Behaviour Strategy yang efektif untuk mengubah culture organisasi, menghancurkan silo-silo dan mengatasi tantangan individu.
  • Skill untuk meningkatkan engagement, produktivitas dan fokus.
  • Belajar perbedaan kunci antara manager dan leader, agar kepemimpinan anda lebih berdampak dan empower team.
  • Meningkatkan kepercayaan diri team anda untuk menginspirasi dan siap take action.
  • Sebagai Leadership speaker, seminar beliau interaktif, melibatkan audience dan menawarkan perspektif baru dalam dunia leadership.
  • Framework untuk membantu anda berkomunikasi dengan semua level team anda secara lebih efektif dan maksimum impact.
  • Belajar empowerment strategy yang telah terbukti berhasil meningkatkan komitmen dan loyalitas team.

Jika Anda membaca artikel ini dan sedang mencari seorang Leadership Speaker, Anda mungkin bertanya-tanya insight apa yang dapat dibawa oleh seorang pembicara atau wawasan apa yang dapat mereka bagikan?

Dengan pemikiran itu, silahkan bertanya pada diri sendiri apakah Anda adalah seorang manajer atau seorang leader.

Jika Anda seorang manajer, coba tanyakan pada diri sendiri, “Apakah saya sebenarnya seorang leader?”

Karena ada perbedaan besar antara manajer dan Leader.

Seorang manajer adalah seseorang yang mengelola. Mengelola berarti mengatasi situasi. Anda tidak bangun di pagi hari dan memberi tahu pasangan Anda bahwa Anda akan pergi bekerja untuk sekadar mengelola.

Anda tidak mengatakan bahwa Anda akan memadamkan “kebakaran” sepanjang hari. Pekerjaan Anda jauh lebih luas dari itu.

Anda pergi bekerja untuk memimpin tim Anda. Sebagai seorang leader, menjadi tanggung jawab Anda untuk memberikan arahan. Salah satu peran Anda sebagai pemimpin adalah memimpin orang menuju visi Anda atau visi organisasi.

Sebagai seorang pembicara kepemimpinan, saya selalu bertanya kepada audiens apakah mereka memiliki tujuan sebagai seorang pemimpin, dan sering kali saya disambut dengan ekspresi kosong.

Bagi saya, tujuan seorang pemimpin seharusnya adalah menciptakan pemimpin pemimpin baru, yang memungkinkan Anda Bersama sama mencapai tujuan dan membantu menavigasi perubahan.

 

Jadi, jika itu adalah tujuan seorang pemimpin, pertanyaan berikutnya adalah: “Apa itu kepemimpinan?”

Sebagai pembicara kepemimpinan, saya sering bertanya kepada audiens, Apa itu leadership?Mereka semua memberikan definisi yang berbeda-beda tentang apa itu kepemimpinan.Tidak salah salah, namun jika saya simpulkan, kepemimpinan adalah membawa orang yang berada di sebelah kanan dan kiri Anda, ke jalur dengan tujuan yang jauh lebih besar daripada sekadar uang.

Kepemimpinan adalah memastikan bahwa semua orang berhasil sampai ke tujuan akhir, bahkan jika Anda memimpin dari belakang. Namun pertanyaan selanjutnya, bagaimana bisa membawa orang mencapai tujuan, jika pemimpinnya tidak tau arah tujuan mau kemana.

Itu adalah pentingnya visi, misi, dan arah perusahaan. Itulah arah yang menyatukan semua orang dan menjadi perekat yang membuat karyawan saling mendukung ketika masa-masa sulit dan saling merayakan dalam kemenangan.

Ketika saya membagikan presentasi utama saya sebagai pembicara kepemimpinan, saya selalu mengatakan: “Seorang pemimpin tanpa visi seperti kompas tanpa jarum.” 
Kita tahu bahwa kita sedang menuju ke suatu tempat, tetapi kita tidak benar-benar yakin ke mana.

Saya pikir pentingnya kepemimpinan, khususnya visi, sangat digambarkan oleh JFK pada tahun 1962 ketika ia berpidato tentang visinya untuk pergi ke bulan. Jika Anda pernah mendengarkan pidatonya ia berkata, “Dekade ini kita harus pergi ke bulan. Bukan karena itu mudah, Tapi karena itu sulit.”

Mungkin jika anda mendengar pidato ini secara langsung saat itu anda akan tertawa. Dengan teknologi dan pengetahuan saat itu, pidato JFK sangat minim logika, tetapi sangat tinggi inspirasi.

Tapi Faktanya, ia berhasil menggerakkan seluruh bangsa di belakang visinya melalui kata-kata inspirasionalnya. Dan itu bukan hanya tentang menginjakkan kaki manusia di bulan; ia ingin menciptakan sesuatu yang jauh lebih besar daripada itu. Ia ingin memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. Orang-orang begitu terbawa dalam euforia hingga mereka bersedia membayar pajak yang lebih tinggi untuk mendukung tujuan dan visinya.

Kita semua tahu kisahnya. Tujuh tahun kemudian, Neil Armstrong mendarat di bulan. Jika bukan karena JFK yang menyampaikan visinya dan menginspirasi orang-orang untuk mendukungnya, mungkin tidak akan ada kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kita mungkin tidak berada di posisi seperti sekarang.

Jadi, pertanyaan berikutnya yang perlu kita jawab adalah: Mengapa kepemimpinan begitu penting?

Sebagai leader, kita perlu memberikan visi dan arah kepada tim kita. Kita harus menjadi agen perubahan, membuat keputusan, dan bersikap tegas terhadap keputusan tersebut.

Faktanya, banyak pemimpin menganggap fokus utama mereka adalah meningkatkan angka dan mencapai target (omzet, profit, laba) dan memimpin perusahaan menuju profitabilitas. Tentu saja semua itu tidak salah.

Namun, saya mengingatkan untuk tidak mengabaikan tiga potensi bottom line lainnya.

Pertama, kita perlu memposisikan diri sebagai pemberi kerja pilihan (employer of choice).

Saat ini, ada semakin banyak pilihan bagi karyawan atau para tellent. Dan saat ini generasi millennial dan genZ ingin merasa menjadi bagian dari tim atau keluarga kerja, dan mereka ingin bekerja untuk sesuatu yang jauh lebih besar daripada sekadar gaji.

Mereka ingin menjadi bagian dari sesuatu yang membentuk tujuan hidup mereka dan misi yang lebih besar. Mereka ingin merasa menjadi bagian dari tujuan yang lebih besar ini. Jadi, sebagai pemimpin yang berkinerja tinggi, kita perlu memposisikan diri dan organisasi kita sebagai employer of choice.

Kedua, kita perlu memposisikan diri sebagai investasi pilihan (investment of choice) dimata para investor dan pemberi dana.

Kita harus mampu menunjukkan potensi pertumbuhan jangka panjang. Itulah satu-satunya cara untuk menarik dan mengamankan investasi, yang pada akhirnya akan membantu kita tumbuh.

Ketiga, kita perlu memposisikan diri sebagai penyedia pilihan (provider of choice).

Perusahaan, bisnis, dan organisasi semakin bersaing untuk mendapatkan pelanggan, terutama di market yang semakin kompetitif. Sebagai pemimpin, kita harus memastikan bahwa kita memberikan tingkat layanan pelanggan tertinggi dan kualitas produk terbaik dengan harga yang paling kompetitif.

Kita harus bertanya pada diri sendiri apakah kita telah memposisikan diri sebagai penyedia pilihan, tidak hanya untuk pelanggan masa depan, tetapi juga untuk mempertahankan pelanggan yang sudah kita miliki, dan memastikan mereka menjadi penggemar setia. Karena jika tidak, itu adalah sesuatu yang perlu kita pikirkan, bahkan pertimbangkan ulang dan tantang tim kita untuk memperbaikinya. Untuk mencapai ketiga hal diatas, maka dibutuhkan leadership yang kuat. Bukan sekedar managerial skills.

 

Christian Adrianto Leadership SpeakerChristian Adrianto adalah profesional speaker yang concern terhadap performa leader dan mempelajari psikologi dalam kepemimpinan, selama lebih dari 20 tahun. Dan hingga hari ini beliau memiliki pemahaman yang yang dalam tentang bagaimana leadership yang efektif

Christian Adrianto telah memberikan seminar dan training kepada lebih dari 700 perusahaan besar. Pembawaan seminarnya campuran antara insights, entertainment, inspiration dan education dengan materi yang praktis, applicable, dan strateginya pasti dapat dipraktekkan untuk meningkatkan kemampuan leadership anda.

Info mengundang Christian Adrianto
hubungi Fransisca +6282 110 502 502

Business Agility : Menjaga Kecepatan dan Fleksibilitas Bisnis di Pasar Modern

Bisnis yang agile mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan, cepat beradaptasi dengan teknologi terbaru, dan memenuhi kebutuhan customer. Fleksibilitas semacam ini tidak hanya meningkatkan daya saing tetapi juga memastikan long term sustainability.

Apa itu Business Agility?

Business agility adalah pendekatan yang berpusat pada manusia untuk mentransformasi cara perusahaan beroperasi dan meraih kesuksesan. Agility mempromosikan cara kerja yang semakin relevan dalam menghadapi berbagai tantangan lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Business Agility

Mengapa Business Agility Penting?

1. Adaptasi terhadap Perubahan Pasar

Perusahaan yang agile akan tetap relevan dan kompetitif di pasar yang dinamis. Dengan kemampuan untuk menyesuaikan strategi, perusahaan dapat menangkap peluang baru dan mengatasi ancaman potensial.

2. Competitive Advantage

Perusahaan yang agile mampu menghadirkan solusi baru ke pasar dengan cepat, sehingga tetap selangkah lebih maju dari pesaing dan mengembangkan produk berdasarkan real time feed-back dan trend market yang berubah dengan cepat sesuai dengan kemajuan teknologi.

3. Pendekatan Berorientasi Pelanggan (Customer Centric)

Fokus pada kebutuhan pelanggan adalah kunci yang memungkinkan perusahaan menciptakan pengalaman personal yang meningkatkan loyalitas dan kepuasan pelanggan.

4. Inovasi dan Eksperimen yang Lebih Baik

Budaya inovasi, kreativitas dan perbaikan berkelanjutan memungkinkan perusahaan agile meluncurkan produk dan layanan baru dengan efisiensi tinggi.

5. Manajemen Risiko yang Lebih Baik

Fleksibilitas membantu organisasi mengidentifikasi dan menangani risiko lebih awal, meminimalkan gangguan, dan meningkatkan ketahanan. Siap untuk melihat dan mengatasi resiko didepan dan siap untuk pivot lebih cepat. Dengan ini resiko untuk terdisrupsi juga akan lebih kecil dan tetap resilient dalam menghadapi tantangan.

6. Kepuasan Kerja dan Retensi Karyawan Rendah

Lingkungan kerja yang agile meningkatkan keterlibatan karyawan, mendorong kolaborasi, dan memperkuat loyalitas.

Ciri-Ciri Perusahaan yang Agile

Beberapa kata yang sering dikaitkan pada agility adalah Fokus pada kecepatan, fleksibel, energized, efisien dan efektif.

Perusahaan-perusahaan yang agile dikenal karena:

  • Cepat menangkap peluang baru
  • Beradaptasi dengan perubahan pasar
  • Memperbaiki produk dan layanan secara berkelanjutan
  • Memimpin dengan tujuan yang jelas dan positif

Persiapan Sebelum Menerapkan Business Agility
Apa saja yang dibutuhkan sebelum menerapkan business agility?

  1. Customer Centricity
    Pastikan pelanggan menjadi pusat setiap keputusan bisnis dengan mendengarkan umpan balik dan memperbarui produk berdasarkan masukan mereka.
  2. Agile Flow
    Gunakan proses iteratif yang memungkinkan tim merespons perubahan dengan cepat.
  3. Kemauan untuk Berinovasi
    Dorong eksplorasi ide baru dan penerapan teknologi untuk menemukan solusi terbaik.
  4. Keputusan Berbasis Data
    Gunakan analisis data untuk memastikan keputusan strategis didasarkan pada bukti konkret.

Cara Menerapkan Business Agility

  1. Adaptabilitas: Dorong karyawan untuk mencoba ide baru dan belajar dari kegagalan.
  2. Delegasi: Percayakan tugas kepada tim untuk meningkatkan efisiensi dan fokus pada strategi besar.
  3. Tujuan Jelas: Gunakan pendekatan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound).
  4. Libatkan IT: Pastikan solusi teknologi selaras dengan tujuan bisnis.
  5. Engage dengan Karyawan: Jaga komunikasi terbuka untuk meningkatkan moral dan keterlibatan.
  6. Manfaatkan Data dan Analitik: Gunakan data untuk mendeteksi tren dan mengukur efektivitas strategi.
  7. Prototipe Murah: Uji produk dan layanan baru untuk meminimalkan risiko sebelum peluncuran.
  8. Pengukuran: Tetapkan KPI untuk memantau kemajuan dan membuat penyesuaian yang diperlukan.
  9. Penghargaan: Berikan apresiasi kepada karyawan atas kontribusi mereka.
  10. Fokus pada Kepuasan Pelanggan: Pastikan pelanggan merasa dihargai melalui layanan yang luar biasa.

Cara Mengukur Business Agility

  1. Definisikan Misi dan Tujuan
    Pastikan semua anggota tim memahami arah dan nilai utama organisasi.
  2. Kembangkan Strategi Fleksibel
    Siapkan rencana yang dapat berubah sesuai kondisi pasar.
  3. Implementasi yang Efektif
    Ciptakan lingkungan kolaboratif dengan tim yang berdaya untuk menjalankan strategi.
  4. Gunakan Metode Pengukuran Kunci
    Pantau data performa untuk menemukan peluang perbaikan dan menjaga organisasi tetap relevan.

Business agility bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga budaya, cara berpikir, dan pendekatan untuk menghadapi perubahan. Dengan mengadopsi prinsip-prinsip ini, perusahaan dapat meningkatkan daya saing, efisiensi, dan kepuasan pelanggan.

Be the best version of you & never give up!

 

Christian Adrianto Motivator terbaik IndonesiaChristian Adrianto
Motivator, Sales & Leadership Trainer
Telah dipercaya lebih dari 700 perusahaan besar di Indonesia untuk memberikan pelatihan, workshop dan membantu meningkatkan produktivitas kerja.

Personal Branding, Masih Pentingkah?

Strategi Membangun Personal BrandingDi dunia digital saat ini, personal branding sangat penting bagi profesional yang ingin stand out dari hiruk pikuk persaingan yang kompetitif. Personal branding yang jelas, akan menggambarkan kehlian dan skill, serta menunjukkan value dan kepribadian anda kepada klien atau potential employes.

Apa itu Personal Branding?

Personal Branding adalah kisah anda. Personal branding menunjukkan siapa anda, apa yang anda Yakini, kekuatan anda dan bagaimana anda bermanfaat bagi komunitas dan lingkungan anda.

Anda dapat sharing story anda dalam berbagai macam bentuk, seperti warna di website anda, intro music di podcast anda atau bahkan tone suara anda di digital.

Sama seperti membangun brand perusahaan, membangun personal branding yang kuat akan membantu anda mencapai goal anda, mempertemukan anda dengan orang yang tepat dan bahkan menemukan dream job.

Pentingnya membangun Personal Brand

Membangun personal brand yang sesuai dengan target audience anda membutuhkan otenticity dan story telling. Brand yang kuat menggambarkan core value dan nyambung dengan nice yang spesifik. Artinya brand anda harus konsiten di berbagai platform, mau itu blog, linked in profile, personal web maupun di social media.

Strategi Membangun Personal Brand

Bagaimana strategi membangun personal branding yang berkesan dan menjadi beda di market yang kompetitif?

  1. Kenali Diri Anda Sendiri

Step pertama adalah memahami siapa anda dan bagaimana anda ingin dikenal. Ambil waktu sejenak untuk memikirkan siapa anda, terlepas dari kebiasaan rutin anda. Pikirkan apa yang membuat anda excited, apa yang anda Yakini dan apa yang ingin anda hindari. Reflesi diri anda melalui hobi yang gemar anda lakukan dan valuei kehidupan anda. Identifikasi apa yang membuat anda unik dan sesuai dengan goal anda. Bagiamana nda ingin memberikan dampak terhadap audience anda dan dunia disekitar anda.

 2. Tentukan Target Audience dan Fokus

Begitu anda mengenali siapa diri anda, step kedua adalah menentukan “WHY” anda. Mengapa anda ingin membangun personal brand?

Apakah anda ingin masuk dunia kerja atau membangun profesional image? Apakah goal anda akan mengarah kepada siapa audience anda.

Pikirkan siapa yang ingin anda jangkau, apakah customer, investor atau employers?

Pahami kekuatan anda yang membuat anda berharga, tunjukkan apa yang membuat anda unik dan ciptakan value bagi target audience anda.

 3. Tulis sebuah Elevator Pitch

Personal brand statement membantu anda menunjukkan keunikan anda dengan jelas. Anda harus menggabungkan personality anda dengan bahasa audience anda, buat sederhana, simple namun berkesan. Misalnya  anda adalah agen asuransi : Saya [nama anda], adalah konsultan keuangan yang akan membantu anda untuk merencanakan masa depan dan mewujudkan Impian anda Bersama keluarga.

 4. Tell Your Story

Personal Brand statement adalah awal. Langkah berikutnya adalah ceritakan kisah anda. Dan ingat apapun kisah anda, anda harus menekankan bagaimana kisah anda bisa membantu orang lain. Jangan takut orang men-judge anda, karena latar belakang dari keluarga tidak mampu atau masa lalu yang menurut anda memalukan atau tidak baik dll. Jaman dulu orang cenderung menyembunyikan masa lalu kelam, namun saat ini justru masa lalu yang kelam adalah sebuah value. Dari masa lalu yang kelam, orang akan melihat bagaimana karakter anda ketika berjuang, bagaimana anda pantang menyerah. Dan masa lalu itulah yang membetuk anda hari ini. Orang merasa terinsipirasi dengan kisah-kisah perjuangan.

Yang perlu diingat, jangan pernah berbohong tentang kisah anda. Karena begitu orang menemukan bahwa anda berbohong, anda akan kehilangan integritas, orang tidak akan lagi percaya dengan anda.

 

Selamat membangun personal brand anda. Semoga bermanfaat.

 

Be the best version of you & never give up!

 

Christian Adrianto Motivator, Sales & Leadership Trainer Terbaik IndonesiaHi, saya Christian Adrianto. Saya adalah seorang motivator , Sales & Leadership Trainer. Saya telah membantu lebih dari 300.000 orang di berbagai kota di Indonesia untuk mencapai potensi puncak mereka, melalui seminar, training dan sharing saya diberbagai platform digital.

 

Program Pelatihan Leadership dengan Trainer Leadership Terbaik Indonesia

Training Leadership by Christian Adrianto Leadership Trainer Terbaik Indonesia

Program Pelatihan Leadership Bersama Christian Adrianto

Dalam dunia bisnis yang semakin dinamis dan kompetitif, kepemimpinan yang kuat dan efektif adalah kunci untuk mengarahkan tim menuju kesuksesan. Christian Adrianto, salah satu trainer leadership terbaik di Indonesia, menawarkan program-program pelatihan yang dirancang khusus untuk membantu para pemimpin, manager, dan direktur dalam mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang relevan dengan tantangan modern.

 

Mengapa Memilih Program Pelatihan Leadership Bersama Christian Adrianto?

  1. Pengalaman dan Kredibilitas
    Christian Adrianto telah berpengalaman lebih dari 20 tahun sebagai trainer leadership yang telah membantu lebih dari 600 perusahaan besar di Indonesia untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan. Dengan pemahaman mendalam tentang strategi, komunikasi, dan pengembangan tim, ia memberikan solusi yang berdampak nyata.

 

  1. Program Inovatif & Interaktif
    Program pelatihan yang ditawarkan oleh Christian Adrianto tidak hanya mencakup teori, tetapi juga pengalaman langsung melalui sesi interaktif, simulasi, dan studi kasus yang relevan dengan bisnis modern. Peserta akan mendapatkan wawasan yang mendalam serta keterampilan praktis yang dapat diterapkan langsung dalam lingkungan kerja sehari-hari.

 

  1. Fokus pada Transformasi & Inovasi
    Dalam programnya, Christian Adrianto menekankan pentingnya kepemimpinan transformasional yang dapat membawa perubahan positif, mendorong inovasi, dan meningkatkan kolaborasi antar tim.

 

  1. Berbagai Topik Kepemimpinan

beberapa topik training yang sangat relevan dan dibutuhkan oleh para leader, supervisor, manager, dan direktur dalam perusahaan dapat mencakup:

1. Leadership Agility & Adaptability

  • Menghadapi perubahan yang cepat dan kompleks
  • Mengembangkan kemampuan untuk beradaptasi dengan dinamika pasar dan teknologi yang terus berkembang.

2. Transformational Leadership

  • Meningkatkan kemampuan memimpin perubahan dan inovasi
  • Fokus pada bagaimana menciptakan visi, menginspirasi tim, dan menciptakan budaya organisasi yang fleksibel dan inklusif.

3. Strategic Thinking & Decision Making

  • Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan strategis berdasarkan data dan tren bisnis
  • Mengembangkan kemampuan melihat gambaran besar serta menyusun strategi yang relevan.

4. Emotional Intelligence for Leaders

  • Meningkatkan kesadaran emosional dan keterampilan komunikasi
  • Mengelola hubungan interpersonal dan konflik dengan lebih efektif dalam lingkungan kerja.

5. Sustainable Leadership

  • Mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab sosial dalam kepemimpinan
  • Mengembangkan inisiatif yang mendukung keberlanjutan bisnis.

6. Digital Transformation Leadership

  • Mengelola transisi digital di perusahaan
  • Mengembangkan strategi untuk mengintegrasikan teknologi baru dan inovatif dalam operasional bisnis.

7. Effective Change Management

  • Mengelola perubahan organisasi secara efektif
  • Membantu tim dalam proses perubahan dengan cara yang terstruktur dan inklusif.

8. Conflict Resolution & Negotiation Skills

  • Meningkatkan keterampilan dalam menyelesaikan konflik secara konstruktif
  • Mengembangkan kemampuan untuk bernegosiasi dan mencapai solusi yang saling menguntungkan.

9. Coaching & Mentoring Skills

  • Mengembangkan keterampilan sebagai coach dan mentor bagi anggota tim
  • Meningkatkan pengembangan SDM untuk mencapai pertumbuhan individu dan tim.

10. Agile Leadership

  • Mengadopsi prinsip-prinsip agile dalam kepemimpinan
  • Meningkatkan efisiensi kerja tim dan kemampuan beradaptasi dalam proyek-proyek yang dinamis.

Topik-topik ini memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk meningkatkan kapabilitas kepemimpinan yang relevan dengan tantangan bisnis di era modern.

Info lebih lanjut mengenai pelatihan leadership

Hubungi Fransisca
082110502502

Pentingnya Meningkatkan Employee Experience

Employee Experience (Pengalaman Karyawan): Mengapa Penting dan Bagaimana Memperbaikinya

Employee experience membutuhkan manajemen, teknologi, dan dedikasi untuk menciptakan hasil yang positif, terutama di organisasi besar. Pelajari mengapa ini penting dan bagaimana organisasi Anda dapat meningkatkannya untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan talenta terbaik.

Apa Itu Employee Experience?

Selama ini kebanyakan orang lebih familier dengan Employee Engagement. Employee Experence diukur melalui feeling happiness dan kenyamanan di tempat kerja. Ini berbeda dari employee engagement (keterlibatan karyawan), yang lebih menilai hubungan karyawan dengan rekan kerja dan lingkungan kerja. Fokus utama employee experience adalah pengalaman karyawan adalah kebahagiaan sehari-hari, kesejahteraan, dan perasaan mereka terhadap peran serta pemberi kerja mereka.

Sebagai contoh, seorang karyawan mungkin merasa pekerjaannya bernilai dan memuaskan tetapi tidak merasa connected dengan tempat kerja, manajer, atau rekan kerja. Meskipun mereka menikmati tugasnya, mereka merasa terisolasi dari budaya kerja. Strategi Anda seharusnya menghubungkan keterlibatan karyawan pada tugasnya dengan keterlibatan mereka pada lingkungan kerja.

Komponen Utama Employee Experience

Komponen Utama Employee experience by Christian Adrianto Leadership Trainer

  1. Lingkungan Kerja (Work Enviroment)
    Lingkungan kerja membentuk pengalaman karyawan, termasuk culture, ruang fisik, dan sumber daya yang tersedia. Lingkungan positif mendorong motivasi dan kepuasan. Komunikasi terbuka, peluang kolaborasi, dan ruang kerja yang nyaman sangat penting untuk produktivitas dan semangat tim.
  2. Budaya Perusahaan
    Budaya perusahaan adalah nilai dan perilaku bersama dalam organisasi yang memengaruhi moral dan produktivitas karyawan. Ketika karyawan merasa selaras dengan misi perusahaan, mereka lebih efektif dan cenderung bertahan lebih lama.
  3. Kepemimpinan dan Manajemen
    Pemimpin membentuk pengalaman karyawan melalui komunikasi yang jelas dan dukungan tulus. Umpan balik yang teratur membangun kepercayaan dan motivasi. Pemimpin yang baik mengakui usaha karyawan, menetapkan tujuan realistis, dan mendorong pertumbuhan.
  4. Keterlibatan Karyawan (Employee Engagement)
    Keterlibatan memastikan karyawan tetap termotivasi dan terhubung dengan peran mereka. Karyawan yang terlibat cenderung lebih puas, kolaboratif, dan berkontribusi pada pertumbuhan organisasi.
  5. Pengembangan Karir
    Karyawan ingin mengembangkan keterampilan dan tumbuh secara profesional. Program pelatihan, workshop, dan mentoring menunjukkan komitmen organisasi terhadap pertumbuhan mereka. Karyawan yang melihat peluang masa depan cenderung lebih termotivasi dan loyal.
  6. Siklus Hidup Karyawan

Siklus hidup karyawan mencakup perekrutan, onboarding, pengembangan, retensi, dan keluar. Setiap tahap ini membentuk perjalanan dan pengalaman karyawan. Pengelolaan yang baik memastikan kepuasan karyawan dan keberhasilan organisasi.

Why employee experience by Christian Adrianto Leadership trainer terbaik indonesia

Mengapa Perusahaan Harus Berinvestasi dalam Pengalaman Karyawan?

  1. Meningkatkan Keterlibatan Karyawan
    Pengalaman positif meningkatkan keterlibatan, menurunkan turnover, dan membuat karyawan lebih loyal. Mereka yang merasa dihargai akan memberikan kontribusi lebih besar.
  2. Produktivitas yang Lebih Baik
    Tim yang terlibat memiliki produktivitas hingga 18% lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak terlibat. Komunikasi yang jelas dan kepemimpinan yang baik memastikan karyawan memahami peran mereka.
  3. Profitabilitas yang Lebih Tinggi
    Menurut Gallup, tim yang sangat terlibat mencapai profitabilitas 23% lebih tinggi. Strategi untuk meningkatkan keterlibatan karyawan dapat langsung berdampak pada keuntungan perusahaan.
  4. Budaya Perusahaan yang Lebih Baik
    Budaya yang kuat menarik talenta berbakat, mendorong kerja keras, dan meningkatkan kolaborasi. Ketika karyawan merasa nilai mereka selaras dengan perusahaan, mereka akan bertahan lebih lama dan bekerja lebih baik.
  5. Perekrutan yang Lebih Sukses
    Ulasan positif tentang perusahaan di situs pencarian kerja seperti Glassdoor menarik kandidat terbaik. Sebaliknya, ulasan negatif dapat menghambat proses perekrutan.
  6. Turnover yang Lebih Rendah
    Menurut Oxford Handbook of Positive Psychology at Work, karyawan yang terlibat 87% lebih kecil kemungkinannya untuk meninggalkan perusahaan. Ini mengurangi biaya turnover bagi HR.

Cara Meningkatkan Pengalaman Karyawan

  1. Bangun budaya mendengarkan secara terus-menerus.
  2. Prioritaskan kesejahteraan karyawan.
  3. Tingkatkan lingkungan kerja fisik.
  4. Mintalah umpan balik secara teratur.
  5. Berinvestasi pada manajer dengan pelatihan soft skills.
  6. Gunakan employee persona untuk memahami kebutuhan spesifik karyawan.
  7. Dukung pengembangan profesional dengan program pelatihan.
  8. Manfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi.
  9. Desain kerangka kerja pengalaman karyawan yang terukur.
  10. Dukung pekerja hybrid/remote dengan kebijakan yang inklusif.
  11. Fokus pada manajemen kinerja.
  12. Terapkan kepemimpinan inklusif untuk menciptakan lingkungan yang saling menghargai.

Mengukur Dampak Pengalaman Karyawan

Gunakan survei keterlibatan karyawan, pulse polls, user experience tracking, 360-degree feedback, dan wawancara keluar untuk mendapatkan wawasan yang mendalam dan mengidentifikasi area perbaikan.

Dengan strategi yang tepat, pengalaman karyawan dapat menjadi pilar keberhasilan organisasi, menarik talenta, dan menciptakan tempat kerja yang lebih bahagia dan produktif.

 

Christian Adrianto leadership Trainer terbaik di IndonesiaChristian Adrianto

Motivator & Ledaership Trainer. Berpengalaman selama lebih dari 20 tahun di dunia training. Telah membantu lebih dari 700 perusahaan besar di Indonesia untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan & leadership.

13 Strategi terbaik untuk Membangun Employee Engagement

Employee Engagement Strategy by Christian Adrianto Motivator, Leadership & sales Trainer terbaik Indonesia

Engaging Employee adalah salah satu challenge yang berat bagi berbagai Perusahaan. Employee engagement adalah koneksi yang dalam antara karyawan dengan organisasi yang membuat karyawan berkomitmen dengan pekerjaannya, melakukan yang terbaik.  Jadi engagement adalah emotional connection antara karyawan dan organisasi, sehingga karyawan memberikan effort yang terbaik untuk membuat organisasi atau brand nya sukses. Karyawan yang tidak termotivasi dan tidak bahagia dalam pekerjaannya akan sulit mencapai performa yang maksimal. Produktivitas kerja, antusiasme dan level energi akan rendah. Kurangnya employee engagement akan berdampak terhadap kualitas produk dan jasa, produktivitas kerja, customer service, employee turnover dan juga kesejahteraan secara umum.

Employee engagement memiliki 2 jalan, yang pertama engagement mesti menggambarkan kekuatan dan pasion mereka dan yang kedua bagaimana Perusahaan dapat memberikan supportnya.

Dengan menerapkan strategi yang efektif, kitab isa menciptakan lingkungan kerja yang menginspirasi karyawan untuk memberikan yang terbaik setiap hari.

 

Untuk membangun Employe Engagement, Inilah 13 strategi terbaik untuk membangun employee engagement.

1. Start with Survey

Survey dibutuhkan untuk mengasesment situasi engagement karyawan saat ini. Tanpa pemahaman ini, maka inisiasi untuk melakukan usaha meningkatkan engagement tidak akan terarah. Setelah mengetahui situasi saat ini, anda dapat menentukan prioritas anda.

Survey sebaiknya dibuat simple, sederhana. Misalnya indikasi karyawan merasa undervalue, karyawan kurang recognition terhadap pekerjaan mereka, Tingkat kepuasan terhadap peluang pengembangan diri dalam Perusahaan dll.

2.Mengembangkan budaya Empowerment

Empowerment bisa bermacam bentuknya, dan antara satu Perusahaan dengan Perusahaan lainnya berbeda. Namun empowerment ciri cirinya :

  • Karyawan memiliki decision making power.
  • Manager memberi tugas, deadline dan petunjuk, tapi mereka mempercayakan teamnya untuk menyelesaikannya.
  • Jika memungkinkan, karyawan bisa memutuskan kapan dan Dimana mereka bekerja.

Setiap karyawan memiliki preferensi yang unik, kemampuan untuk menyelesaikan tugas dengan style mereka. Dan dengan Empowerment, setiap orang paham bahwa pekerjaan individu mereka terkoneksi erat dengan pekerjaan rekan kerja. Sehingga hasilnya karyawan memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan memenuhi standar kualitas yang ditentukan.

3. Set Up program Mentorship

Biasanya program mentorship melibatkan

  • Dua orang atau lebih dalam organisasi
  • Terdapat transfer knowledge, skills dan pengalaman (atau kombinasi ketiganya)
  • Dibangun duats pondasi Trust

Trust sangat penting dalam keberhasilan relationship mentor-mentee. Dengan program ini ikatan antar anggota tim akan terbangun dan rasa solidaritas antar rekan kerja terbentuk. Program ini memungkinkan transfer keahlian dan menjaga pertumbuhan & development antar anggota tim.

4. Libatkan Karyawan dan Company Decisions

Employee engagement adalah tentang emotional connection terhadap organisasi dimana mereka berkomitment. Maka agar mereka penting untuk melibatkan karyawan dalam pengambilan putusan. Mungkin tidak bisa setiap keputusan Perusahaan melibatkan karyawan, namun setidaknya Sebagian besar mereka ikut andil dalam keputusan tersebut.

Misalnya dalam keputusan

Menentuka Goal & KPI (Key Performance Indicators)

Mengencourage dan melayih manager untuk melibatkan anggota timnya dalam membuat keputusan.

Riset Gartner menunjukkan ketika goal Perusahaan align dengan kebutuhan/goal individu, maka performance karyawan naik hingga 22%.

Dan karyawan yang merasa suaranya didengarkan memberikan 5 kali lipat effort terbaiknya.

5. Encorege Internal Mobility

Internal Mobility mengijinkan karyawan untuk mengeksplore jalur karir dan prospek mereka di dalam Perusahaan. Misalnya dengan perpindahan vertical dan lateral, promosi, posisi jabatan baru, kolaborasi anatar team, proyek additional, job shadowing, job swaps dll.

6. Membuat Employee Recognition sebagain DNA Perusahaan

Motivasi intrinsic dan passion adalah pondasi dalam employee engagement. Oleh karena itu recognition sangat penting dalam organisasi. Banyak Perusahaan memberikan recognition hanya kepada 1 orang, namun meurut pendapat saya, semakin banyak karyawan yang mendapatkan recognition, semakin baik. Karena itu artinya budaya terbentuk, semakin banyak orang yang melakukan hal yang Perusahaan mau.

Gallup melakukan survey dan hasilnya 56% karyawan yang merasa mendapatkan recognition, kurang berminat pindah kerja atau mencari lowongan lain. Dan mereka 4 kali lipat lebih engaged terhadap pekerjaannya.

7.  Fair Compensation

Meskipun ada berbagai opini mengenai gaji yang membuat karyawan engage, namun riset mengatakan bahwa karyawan yang merasa gaji mereka fair, cenderung memiliki kepuasan yang tinggi terhadap pekerjaan, lebih engage dan termotivasi.

Secara sederhana, jika kebutuhan dasar karyawan dan keluarganya belum tercukupi, seperti sandang, pangan, papan, mereka, bagaimana mereka memberikan fokus dan usaha yang terbaik dalam pekerjaan. Namun sekali lagi, uang bukan segalanya. Masih banyak orang yang bekerja bukan sekedar mencari uang. Namun yes, fair compensation adalah salah satu factor penentu dalam employee engagement.

8. Incentive

Insentive, reward, benefit tambahan selain gaji, sering digunakan untuk menghargai karyawan yang memiliki performance luar bias. Meskipun pendekatan ini tidak akan mengena pada semua orang, namun sampai hari ini strategi ini masih cukup efektif untuk membuat karyawan lebih rajin dan melakukan usaha terbaik.

9. Transparansi dalam Organisasi

Transparansi sangat penting. Transparansi memupuk trust. Orang memiliki kecenderungan untuk memahami posisinya baik dalam relationship, pencapaian KPI, peluang karis, kompensasi, potensial bonus, financial Perusahaan atau bahkan berita anggota team lain. Team leader harus memiliki tanggung jawab untuk menjada transparansi antar anggota team. 96% karyawan yang engage, menaruh trust yang tinggi terhadap Perusahaan.

Sekedar info, ada sebuah Survey yang dilakukan oleh Edelman Trust Barometer terhadap 33.000 orang di 28 negara. Hasilnya 1 dari 3 orang tidak percaya dengan bosnya.

 10. Manage & Set Expectation Dengan Jelas

Dibutuhkan komunikasi yang efektif dan terbuka. Dengan menginformasikan ekspektasi anda terhadap karyawan secara jelas, hal ini membuat karyawan memahami peranan dan tanggung jawabnya. Karyawan juga dapat memanage waktunya dengan lebih efisien,

Jangan lupa berikan reminder terhadap prioritas mereka secara jelas, dan empowering team anda untuk memanage sendiri goal setting mereka. Survey LinkedIn Learning menyatakan manager yang sering berubah ubah ekspektasu membuat teamnya frustasi.

11. 360-degree Feedback

360o feedback bermanfaat untuk mengumpulkan input dari berbagai sumber. Daripada bergantung kepada perspektif atasan, metode ini memberikan viewpoint yang tidak bisa dan memberikan assessment yang lebih berimbang.

360 artinya feedback bisa dari supervisor, rekan kerja selevel, bawahan, eksternal stake holder dll.

 12. Agile Performance management

Dalam perubahan yang cepat, dibutuhkan agile performance management, Meliputi

  • Continous learning
  • Building Trust
  • Connection terhadap komunitas kerja
  • Frequent Check-ins

13. Provide resilience Training

Resilience training bertujuan memperlengkapi karyawan dengan kemampuan untuk merespon tekanan secara efektif, menaklukan tantangan, problem solving dan mengubah tantangan menjadi peluang. Dengan membangun resilence akan membantu karyawan merasa lebih percaya diri dalam memegang kedali pekerjaannya dan membangun lingkungan kerja yang supportive dan innovative.

Employee engagement memang tidak bisa dibangun dalam semalam. Dibutuhkan konsitensi dan komitmen yang tinggi. Adakalanya anda akan bertemu bad apple, orang orang yang meski telah dibina, tetap memiliki attitude negative yang mempengaruhi secara negative kinerja team. It’s okay! Mungkin dia hanya tidak cocok dengan value dan visi anda. Anda boleh melepasnya dan fokus mencari team yang lebih sevalue dan memiliki visi yang sama.

 

Be the best of you & never give up!

 

Christian Adrianto Motivator & Trainer  Sales terbaik IndonesiaChristian Adrianto

Motivator, Leadership & sales Trainer

 

Program Inhouse Training : Powerful, Effective & Impactfull Meeting 2025

Program Training Leadership & Managerial Skills by Christian Adrianto Leadership Trainer Terbaik di Indonesia

Strategi memimpin Meeting yang Meningkatkan Engagement, Accountability, & Growth Teams

Setiap leader & Manager harus punya skill ini!

Dalam program ini anda akan belajar

  • Memimpin meeting yang powerfull dan impactfull
  • Bagaimana membangun komunikasi yang efektif dengan team anda
  • Bagaimana menetapkan Goal Yang Jelas
  • Menjadi master dalam active listening (pendengar yang baik)
  • Seni bertanya powerful questions
  • Strategi memberikan feedback yang membangun motivasi team

Durasi Pelatihan

Program Training 1 Hari

Silabus Program

  • Build Positive Environment: Strategi membangun lingkungan positif, dimana setiap anggota team merasa dihargai dan pendapatnya didengarkan, sehingga proses generating idea dapat berjalan lancer.
  • Listening & The Art of Questioning: Mengembangkan kemampuan komunikasi yang baik, problem-solve dan engage dengan team anda.
  • Setting Goal & Monitoring: Bagaimana mengelola performance team anda agar align dengan goal. Bagaimana monitoring dan mengukur goal.
  • Delivering Feedback: Teknik memberikan feedback yang membangun, memotivasi agar kinerja team anda semakin bertumbuh.
  • Personalizing Meetings : Strategi pendekatan meeting yang fleksibel sesuai dengan karakter team, challenge dan situasi.

Metodologi

  • Kuis & Studi kasus dengan scenario yang sering terjadi di lapangan.
  • Self-Assessment Tools: SMART GOAL, Monitoring technique, SKILL-WILL Matrix

Siapa yang harus ikut program ini

  • Manager dan team leader
  • New manager / Calon manager yang ingin meningkatkan kemampuan leadership & managerial skills
  • Professionals yang ingin meningkatkan kemampuan komunikasi & engagement team

 Speaker

Christian Adrianto Leadership Trainer Terbaik IndonesiaMateri dibawakan oleh trainer berpengalaman. Christian Adrianto, salah satu dari TOP 10 Motivator & Trainer Terbaik di Indonesia. Beliau telah dipercaya lebih dari 600 perusahaan besar di Indonesia. Dan telah mengajar ribuan kelas dan membantu meningkatkan produktivitas kerja. Christian Adrianto adalah Leadership trainer terbaik Indonesia, dengan pengalaman lebih dari 19 tahun.

Bagaimana Rancang dari Awal Seorang Leader, Hasilkan Kesuksesan Jangka Panjang

Ada sebuah kisah menarik sekelompok eksekutif otomotif dari Amerika.  Mereka pergi ke Jepang dan berkunjung ke pabrik mobil dan melihat perakitan mobil disana. Di ujung line, mereka merasa bahwa perakitan mobil di Jepang dan di Amerika tidak jauh berbeda. Namun ada  1 hal yang hilang dari perakitan mobil di Jepang. Ketika pintu mobil dipasang pada engselnya, di Amerika ada orang yang bertugas mengetuk tepi pintu dengan palu karet untuk memastikan pintu mobil terpasang dengan pas. Di Perakitan Jepang, tidak nampak hal semacam itu.

Para eksekutif penasaran dan bertanya, “Kapan kalian memastikan pintu mobil terpasang dengan tepat?”

Pemandu dari Jepang, dengan bingung menatap mereka dan menjawab, “Kami memastikan pintu mobil terpasang dengan tepat, ketika kami merancangnya.”

Dalam pabrik mobil di Jepang, mereka tidak memeriksa masalah dan mengumpulkan data untuk mencari Solusi terbaik. Meraka merancang dari awal hasil yang diharapkan. Jika hasil tidak sesuai, maka mereka paham bahwa kesalah terjadi sejak pertama mereka mengambil Keputusan.

Pada akhirnya mobil buatan Amerika dan Jepang, memang sama sama memiliki pintu yang pas. Namun Pabrik Jepang tidak perlu memperkerjakan seseorang untuk mengetok pintu dan bahkan tidak perlu keluar biaya ekstra untuk beli palu karet. Dan pintu yang dirancang pas, akan lebih awet dan memiliki struktur yang lebih kokoh.

Semua itu karena sejak awal mereka telah merancang dan memastikan bahwa pintu itu akan pas.

Apa yang dilakukan pembuat mobil di Amerika adalah simbol bagaimana begitu banyak Leader dan Perusahaan ketika menghadapi hasil yang tidak sesuai dengan rencana, mereka menggunakan serangkaian Strategi dan Solusi yang efektif jangka pendek.

Hal tersebut tidak salah, namun jika seorang Leader terus berlaku sebagai pemadam kebakaran, ketimbang mencari solusi yang mendasar secara struktural dan jangka panjang, maka Organisasi atau Perusahaan semakin lama akan semakin sulit maju dan berkembang. Mengadopsi pendekatan inovatif dapat menghindari kebiasaan lama yang tidak efisien dan sering kali hanya menambah biaya dan tenaga.

 

Dari kisah ini kita belajar:

  1. Solusi Jangka Pendek vs Jangka Panjang: Memperbaiki masalah dengan solusi sementara (seperti “palu karet”) mungkin efektif untuk sementara, tetapi perubahan struktural memberikan dampak yang lebih besar dan bertahan lama.
  2. Pemimpin Hebat Fokus pada Perubahan Mendasar: Pemimpin yang sukses tidak hanya memadamkan “kebakaran”, tetapi berani mengubah strategi untuk solusi jangka panjang.
  3. Inovasi vs Kebiasaan Lama: Mengadopsi pendekatan inovatif dapat menghindari kebiasaan lama yang tidak efisien dan sering kali hanya menambah biaya dan tenaga.

 

Be The Best Version of You & Never Give Up!

 

Christian Adrianto Motivator & Trainer LeadershipChristian Adrianto

Motivator, Leadership & Sales Trainer